Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menebak Wajah Pelabuhan Pasca ‘Terpapar’ Gelombang Disrupsi

Menebak Wajah Pelabuhan Pasca ‘Terpapar’ Gelombang Disrupsi Kredit Foto: Sufri Yuliardi

 

Langkah pemutakhiran teknologi di industri pelabuhan belakangan memang tengah menjadi tren di antara pelabuhan-pelabuhan besar di dunia. Pelabuhan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UEA), misalnya, beberapa waktu lalu baru saja mengumumkan rencananya untuk mendorong efisiensi kinerja kepelabuhanannya lewat pemanfaatan teknologi blockchain. Melalui sebuah platform yang diberi nama Silsal, pihak pengelola pelabuhan ingin meningkatkan efisiensi kinerja terutama di bidang logistik, keamanan dan juga data perdagangan. 

 

“Nantinya semua data dokumentasi akan kami enkripsi, mulai dari dokumen transportasu, Bill of Loading, Delivery Order, booking, order transportasi dan sebagainya. Dengan begitu semua pihak terkait dapat saling bertukar data secara lebih cepat dan efisien,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Maqta Gateway, Noura Al-Dhaheri. Maqta Gateway sendiri merupakan anak usaha dari Pelabuhan Abu Dhabi yang khusus ditugaskan sebagai operator dari Silsal.

 

Selain Pelabuhan Abu Dhabi, penerapan blockchain di pelabuhan juga dilakukan oleh Marseille-Fos Port, pelabuhan terbesar di Perancis. Seperti halnya Abu Dhabi, pemanfaatan blockchain di Marseille-Fos Port juga dimaksudkan untuk menyederhanakan sistem logistik pelabuhan sehingga kinerja layanan yang dihasilkan dapat lebih cepat dan maksimal. Upaya ini tak lepas dari hasil riset yang telah dipresentasikan oleh World Economic Forum (WEF), di mana pemanfaatan teknologi blockchain diyakini dapat menghemat total biaya logistik di seluruh dunia hingga 20 persen. 

 

Baca Juga: Perjalanan Panjang Evlyn Bawa IPC Menjadi "World Class Port"

 

“Selama ini memang masih banyak orang yang mikirnya blockchain itu udah langsung soal bitcoin aja, atau cryptocurrency. Padahal secara teknologi blockchain ini sangat usefull. Powerfull. Semangat blockchain adalah menghilangkan peran perantara. Dia menghubungkan pembeli dan penjual secara langsung. End to end. Jadi nanti akan hilang tuh mata rantai sebagai intermediary,” ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Logistik dan Rantai Pasok, Rico Rustombi, dalam kesempatan terpisah.

 

Menurut Rico, keberadaan blockchain sangat bisa dimanfaatkan untuk menyederhanakan rantai layanan logistik di berbagai tempat, seperti halnya pelabuhan. Hal ini diyakini juga sekaligus menjadi solusi bagi permasalahan tingginya logistic cost yang membuat harga jual di masyarakat juga menjadi mahal.

 

“Jadi dengan segala transformasi yang kami lakukan ini, IPC tidak sedang berbicara hanya soal kepentingan korporasi, namun juga soal kepentingan nasional. Tingginya logistic cost selama ini harus diakui turut menjadi penyebab mahalnya harga saat barang diterima di masyarakat. Maka dengan efisiensi yang bisa dilakukan di pelabuhan, endgamenya masyarakat juga yang akan merasakan, yaitu berapa harga-harga barang yang semakin terjangkau,” tegas Elvyn.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: