Pemilu Dewan Distrik Hong Kong Jadi 'Ujian' untuk Carrie Lam
Aksi itu mengakibatkan penutupan bisnis dan sekolah-sekolah. Itu juga memicu polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan bom air untuk merespons bom molotov dan batu yang dilemparkan pengunjuk rasa. Namun, pada hari pemilihan jumlah polisi yang berjaga tampak sedikit.
Ming Lee, seorang pekerja di acara, mengatakan, ia berharap, tingkat partisipasi yang tinggi akan menguntungkan kelompok prodemokrasi yang berusaha mendapatkan kursi yang selama ini dikuasai pendukung China.
"Saya berharap, suara ini dapat melawan balik suara yang prokemapanan, jadi memberikan lebih banyak suara ke prodemokrasi, masalah sosial mendorong rakyat untuk memilih dan fokus pada isu politik," kata perempuan berusia 26 tahun itu.
Baca Juga: Buat Pernyataan Keras, Carrie Lam: Demonstran Musuh Rakyat
Dewan distrik mengendalikan beberapa anggaran dan memutuskan sejumlah isu. Isu tersebut, misalnya, kebijakan daur ulang dan kesehatan publik.
"Kami belum tahu jika pada akhirnya demokrat bisa memenangkan mayoritas, tapi saya berharap warga Hong Kong dapat memilih untuk masa depan Hong Kong," kata Jimmy Sham, kandidat dari Civil Human Rights Front yang menggelar beberapa unjuk rasa anti-pemerintah.
Manager Restoran Jeremy Chan memandang, pemilihan ini memberikan pendukung Beijing untuk menyuarakan opini mereka. Laki-laki 55 tahun itu menggambarkan pengunjuk rasa sebagai perusuh. "Mereka yakin, mereka berjuang untuk demokrasi, berjuang untuk Hong Kong, tapi perusuh hanya mendengarkan apa yang ingin mereka dengarkan," kata Chan.
Ia menyinggung tentang vandalisme yang kerap dilakukan pengunjuk rasa terhadap bisnis yang dianggap pro-Beijing. "Kebebasan berbicara sudah kalah," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: