Beda Nasib dengan RI, 2020 Ekonomi Korea Selatan Bangkit Lagi
Ekonomi Korea Selatan diperkirakan bangkit kembali tahun depan meski tingkat ekspansi lebih lemah dari yang diharapkan. Penyebabnya, merosotnya nilai ekspor dan melemahnya sentimen pasar.
Menurut Institut Korea untuk Ekonomi dan Perdagangan Industri (KIET), kekuatan ekonomi nomor empat di Asia itu diperkirakan akan tumbuh 2,3 persen pada 2020. Artinya, sedikit membaik dari perkiraan pertumbuhan 2 persen tahun ini.
KIET sebelumnya memperkirakan pertumbuhan 2,4 persen untuk 2019. Lembaga ini kemudian merevisi lantaran sengketa perdagangan yang berlarut-larut antara China dan Amerika Serikat. Akibatnya, bagi Korsel, investasi dan konsumsi berkurang.
Baca Juga: Indonesia Berduka, Ekonomi Tahun Depan Diramal Jeblok Gak Sampai 5%
"Perselisihan perdagangan global dan kebijakan fiskal negara-negara besar memainkan peran yang menentukan dalam pertumbuhan ekonomi," kata pejabat KIET, dikutip the Investor, Senin (25/11/2019).
"Pengiriman barang ke luar negeri diperkirakan meningkat 2,5 persen pada 2020 dari tahun sebelumnya, perubahan yang tajam dari perkiraan tahun ini jatuh ke angka 9,8 persen," tambahnya.
Namun, KIET memprediksi ekspor utama Korea, yakni produk chip akan meningkat pada 2020. "Namun, selain chip, ekspor hanya akan naik tipis sekitar 0,6 persen," katanya.
Untuk konsumsi domestik, KIET menyatakan kondisi tenaga kerja di Korsel akhir-akhir ini membaik. Namun, dampak dari perbaikan itu masih terbatas, lantaran tenaga kerja Korea berusia 60 tahun ke atas yang daya belinya rendah.
Baca Juga: Rayuan Maut Jokowi Tarik Duit Bos-bos Negeri Gingseng
Bloomberg akhir Oktober lalu melaporkan, pertumbuhan ekonomi Korsel melemah di kuartal ketiga ini. Sehingga menempatkan negara ini pada posisi ekspansi paling kecil sejak krisis keuangan global lantaran kondisi investasi yang tak pasti.
Pakar ekonomi Lee Sang-Jae dari Eugene Investment & Securities mengatakan, Korsel terkena dampak langsung perang dagang AS-China. Masalahnya adalah Korsel sangat terbuka terhadap apa yang terjadi di dunia. Kekuatan kebijakan fiskalnya juga lebih terbatas dibanding negara-negara lain yang ketergantungan pada ekspornya rendah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: