Lanjtnya, "Dampaknya bagi penurunan LDR hanya sekitar 40 bps. Namun, bagi sebagian bank besar, pelonggaran ini akan berdampak positif bagi peningkatan laba bersih yang diperkirakan melebihi 1%."
Hingga akhir September 2019, kredit perbankan tumbuh 7,89% dibanding periode yang sama tahun lalu. Anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini memperkirakan hingga akhir tahun ini kredit bank akan tumbuh di kisaran 9% dan di kisaran 10% pada 2020.
"Pemotongan GWM akan memberi ruang lebih besar bagi perbankan untuk membukukan pendapatan dari bunga kredit daripada bunga yang diperoleh dari penempatan dana di BI melalui GWM," ujar Prasetya.
Baca Juga: Pasang Target Moderat, BRI Bidik Pertumbuhan Kredit 11%
Bahana merekomendasikan beli untuk saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga Rp5.300 per lembar saham. Bank yang fokus membiayai usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) ini mengenakan bunga kredit yang lebih tinggi dibanding bank besar lainnya, seperti Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Negara Indonesia (BNI), dengan rasio kredit bermasalah yang terjaga. Dengan pelonggaran GWM, laba bersih BBRI diperkirakan akan naik sekitar 1,07% pada 2020.
Rekomendasi beli juga diberikan untuk Bank Mandiri, dengan target harga Rp9.000 per lembar saham. Pasalnya bank berkode saham BMRI ini fokus menjaga pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) dan memperbaiki rasio kredit bermasalah. Pelonggaran GWM diperkirakan akan membantu kenaikan laba bersih Bank Mandiri sebesar 1,04% tahun depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti