Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kesulitan Buang Limbah Beracun, Jerman Berencana Tutup PLTN

Kesulitan Buang Limbah Beracun, Jerman Berencana Tutup PLTN Kredit Foto: Spiegel

Jerman memberikan batas waktu pencarian situs pembuangan limbah nuklir secara permanen sampai 2031. Saat ini, limbah nuklir didinginkan di fasilitas sementara. Menteri Urusan Ekonomi dan Energi Jerman, Peter Altmaier, mengatakan situs harus dapat menampung limbah secara aman selama jutaan tahun.

“Namun, fasilitas itu hanya dirancang menampung limbah selama beberapa dekade saja,” terang Miranda yang juga bekerja di Universitas Teknologi Muenchen. “Limbah nuklir tingkat tinggi mematikan. Jika kalian membuka penutupnya, kalian kemungkinan besar akan mati dalam sekejap,” tambah Miranda.

Dengan suhu yang sangat panas, pengiriman limbah nuklir tingkat tinggi juga memberikan tantangan tersendiri. Limbah itu perlu dikubur sedalam satu kilometer di bawah tanah. Kawasan Jerman juga tidak seperti Finlandia yang memiliki daerah dengan lapisan batuan granit sehingga penguburannya tidaklah mudah.

Baca Juga: Jerman: Permukiman Israel di Tepi Barat Ilegal

“Kami perlu mengakalinya dengan lapisan tanah yang kami miliki karena sejauh ini kami tak berencana mengekspornya ke negara lain. Misi ini merupakan misi yang menentukan masa depan kami. Situs penguburan kemungkinan disegel pada 2130-2170 dan tidak boleh ada yang mengganggunya,” kata Miranda.

Masyarakat Jerman menolak pekarangan kampungnya dijadikan sebagai situs pembuangan limbah nuklir. Apalagi, Jerman pernah menghadapi bencana serius. Fasilitas pembekuan limbah nuklir tingkat sedang dan rendah di Asse dan Morsleben pernah bocor pada 1960-1970 akibat kegagalan memenuhi standar.

Selama lebih dari 40 tahun, masyarakat Gorleben, Lower Saxony, juga berjuang mati-matian agar tempat penyimpanan limbah nuklir tingkat tinggi dipindahkan. Pada 1977, Gorleben dipilih sebagai situs pembuangan karena dianggap akan menguntungkan warga secara ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan.

“Jika kami tidak melakukan perlawanan yang kuat, besar, dan panjang, saya kira pertambangan garam di sini juga akan digunakan sebagai pembuangan limbah. Tapi, kami tak yakin mereka membatalkannya 100 persen” ujar warga Gorleben, Kerstin Rudek yang berjuang melawan keputusan pemerintah selama 35 tahun.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: