Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemimpin Suku Maori Komentari Meletusnya Gunung Berapi, Ada Makna Spiritual...

Pemimpin Suku Maori Komentari Meletusnya Gunung Berapi, Ada Makna Spiritual... Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Wellington -

Seorang pemimpin suku Maori angkat bicara terkait meletusnya gunung berapi di White Island Selandia Baru. Menurutnya, letusan yang terjadi pada Senin (9/12/2019) lalu itu adalah sebuah peringatan kepada dunia.

"Whakaari adalah koneksi saya ke laut, ke tanah, dan ke lingkungan di sekitar saya ... kami adalah satu dan dia leluhur kami," kata pemimpin spiritual suku Maori berusia 51 tahun, Pouroto Ngaropo, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (11/12/2019).

Berdiri di sebuah situs pemukiman kuno yang menghadap ke Pulau Whakaari, Ngaropo melafalkan kembali nenek moyangnya ribuan tahun yang lalu kembali ke gunung berapi yang meletus di sana pada hari Senin.

Baca Juga: Kondisi Makin Buruk, Warga di Australia Timur Pilih Tinggalkan Rumah

Pulau gunung berapi di North Island Selandia Baru ini memiliki makna spiritual yang dalam bagi iwi atau sukunya, Ngati Awa, yang juga memiliki perusahaan yang menjalankan tur di sana sebelum letusan.

Dua kapal mereka keluar pada hari Senin; satu berhasil kembali dengan bantuan penyelamat tetapi yang lain tidak. Secara keseluruhan, delapan orang --baik turis dan penduduk setempat-- masih hilang, diduga tewas dengan enam kematian telah dikonfirmasi dan lebih dari 30 terluka.

Pagi setelah letusan, Ngaropo pergi bersama dua orang lainnya pada jam 4 pagi --yang menurutnya adalah waktu terkuat berhubungan dengan dunia spiritual.

Dia mengucapkan doa khusus yang menempatkan larangan, yang dikenal sebagai rahui, yang melarang siapa pun menyelamatkan penyelamat dari mengunjungi pulau atau memancing di dekat teluk pantai.

"Kita tidak bisa karena Whakaari dalam keadaan berkabung, keturunannya telah meninggal dan mereka terbaring mati, masih ada di pulau itu. Rahui melindungi semua hal itu, melindungi hak spiritual mereka untuk memiliki upacara penguburan yang layak,” tuturnya.

Ngaropo mengatakan pembatasan spiritual dan budaya akan bertahan sampai semua yang tersisa telah dikembalikan ke keluarga. Ketika itu terjadi, dia akan keluar lagi, dini hari, untuk mencabut larangan itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: