Tanggapi tudingan privilege
Ketika ditanya mengenai tanggapannya jika disebut bodoh lantaran keterbatasannya, perempuan yang pernah berprofesi sebagai humas ini mengatakan ia memilih tetap tenang.
Dengan bergurau, Angkie menyebut kondisi tulinya justru menyelamatkannya. "Kalau misalkan orang menganggap bodoh atau bego gitu kan, enggak denger juga orang bilang aku bodoh. Jadi, emang ada positifnya juga enggak denger," tuturnya disambut gelak tawa peserta seminar "Ask Me Anything".
Meski demikian, ia mengaku sempat kaget jika ada yang melabelinya "bodoh" dan selalu teringat pesan keluarganya untuk tidak emosional.
"Karena kenapa? Kalau kita marah-marah terus ada orang yang posting gitu, kan jejak digital enggak bisa hilang. Jadi, daripada kita membuat keributan, ya udah calm down (tenang) dulu aja."
Baca Juga: Coba Bandingkan: Lebih Besar Gaji Menteri, Stafsus, atau Petinggi BUMN?
"Presiden aja enggak ngganggep bodoh aku," utaranya, disusul tepuk tangan peseta seminar.
Kepada ABC, Angkie menolak klaim yang menyebut jika jabatan stafsus Presiden diperoleh karena ia memiliki privilege (keistimewaan). Ia menjelaskan, posisi itu diamanatkan kepadanya setelah melewati berbagai tahap uji kelayakan.
"Kalau kita bilang privilege itu karena kita ditunjuk, karena kita dibisik, ya pasti kita dibisik, kalau ditanya siapa pembisiknya? Kita juga enggak tahu."
"Karena kita bisa jadi staf khusus Presiden ini melalui assessment yang cukup panjang prosesnya. Bukan berarti karena privilege terus ditunjuk hari itu juga, kita harus jawab hari itu juga, enggak," bantahnya.
"Kita melalui proses-proses assessment, kita dipanggil ke istana, kita dites, kita ada diskusi-diskusi, dan itu ada banyak, bukan cuma kita bertujuh itu, ada banyak," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: