Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Baik Betul! Rusia-China Lagi Kompak buat Ajukan Pencabutan Sanksi Korut, AS Jangan Marah Ya!

Baik Betul! Rusia-China Lagi Kompak buat Ajukan Pencabutan Sanksi Korut, AS Jangan Marah Ya! Kredit Foto: AFP/Greg Baker
Warta Ekonomi, New York -

China dan Rusia mengusulkan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mencabut sejumlah sanksi yang dijatuhkan kepada Korea Utara (Korut). Menurut Rusia, langkah ini bertujuan untuk mendorong pembicaraan antara Washington dan Pyongyang.

Sejumlah sanksi yang diminta dicabut adalah larangan mengekspor patung, makanan laut dan tekstil. Draft usulan itu juga menyerukan pencabutan larangan untuk warga Korut bekerja di luar negeri dan penghentian persyaratan bagi semua pekerja untuk dipulangkan pada minggu depan yang diberlakukan pada 2017. Draft tersebut juga akan membebaskan proyek-proyek kerja sama kereta api dan jalan antar Korea dari sanksi PBB.

Tidak diketahui kapan atau apakah rancangan resolusi itu diajukan ke pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara. Sebuah resolusi membutuhkan dukungan sembilan suara dan tidak ada veto dari Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Rusia atau China untuk diloloskan.

Baca Juga: Muslim Uighur di China Ditahan dan Disiksa, Warganet Ngamuk-Ngamuk

"Kami tidak terburu-buru," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia seperti dilansir dari Chnnel News Asia, Selasa (17/12/2019).

Ia menambahkan bahwa negosiasi dengan anggota DK PBB akan dimulai pada Selasa waktu setempat. Ia mengatakan sanksi yang mereka usulkan untuk dicabut tidak terkait langsung dengan program nuklir Korut.

"Ini adalah masalah kemanusiaan," cetus Nebezia.

Nebenzia mengatakan rancangan resolusi itu bertujuan mendorong pembicaraan antara AS dan Korut.

"Itulah seluruh gagasan, kami tidak melakukan resolusi ini meskipun, kami benar-benar ingin memfasilitasi," tambahnya.

"Draft ini menyambut kelanjutan dialog antara Amerika Serikat dan DPRK di semua tingkatan, yang bertujuan untuk membangun hubungan AS-DPRK yang baru, membangun rasa saling percaya dan bergabung dalam upaya membangun perdamaian abadi dan stabil di Semenanjung Korea secara bertahap dan serempak," tutur Nebenzia, menggunakan singkatan nama resmi Korut Republik Demokratik Rakyat Korea.

Ia juga menyebut apa yang disebut perundingan enam negara antara Korut, Korea Selatan (Korsel), China, AS, Rusia, dan Jepang untuk dilanjutkan atau meluncurkan konsultasi multilateral dalam format serupa lainnya, dengan tujuan memfasilitasi perdamaian dan solusi komprehensif melalui dialog.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: