PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan, tingkat konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,1 persen dan pada 2021 sebesar 5,4 persen.
"Pada kuartal ketiga tahun ini, kontribusi dari komponen konsumsi rumah tangga terhadap PDB sebesar 56,5 persen dan masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada 2020 dan 2021. Anggaran bantuan sosial di APBN akan menopang peningkatan konsumsi rumah tangga," kata ekonom Pefindo, Fikri C Permana, di Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Baca Juga: Proyeksi BI: Pertumbuhan Ekonomi 2019 Tembus Angka. . .
Menurutnya, proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi di 2020 dan 2021 tersebut ditopang pula oleh stabilitas inflasi yang pada tahun depan diperkirakan sebesar 3,2 persen dan pada 2021 diprediksi sebesar 3 persen.
Diperkirakan, besaran suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7day Reverse Repo Rate) pada tahun 2020 dan 2021 masing-masing sebesar 4,5 persen atau lebih rendah dari posisi saat ini di level 5 persen. "Ekonomi kita bagus, jadi suku bunga BI hanya akan turun dua kali," tambah Fikri.
Baca Juga: Trump Dimakzulkan, Apa Pengaruhnya Buat Ekonomi Indonesia?
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di 2020 diprediksi sebesar Rp14.300 dan pada 2021 sebesar Rp14.400. "Tetapi kalau per akhir 2019, posisi rupiah terhadap dolar AS akan berada di kisaran Rp14.100-Rp14.200 yang diyakini akan mampu meningkatkan ekspor dan menjaga impor," ucap Fikri.
Lebih lanjut Memproyeksikan, besaran yield SUN 10 tahun di 2020 sebesar 6,5 persen dan pada 2021 sebesar 6,2 persen (year-on-year). "Jika tahun ini kan sekitar 7-7,2 persen. Perkiraan untuk tahun depan tersebut dengan mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan BI sebanyak dua kali," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri