Kemudian, lanjutnya, pada tahun 2017, Jiwasraya sempat mencatat untuk Rp2,3 triliun sebelum akhirnya dikoreksi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi Rp400 miliar.
"2018, terjadi kerugian puluhan triliun," ujar dia.
Ia mengaku heran lantaran di tahun tersebut tidak ada gejolak ekonomi yang besar. Di satu sisi, direksi Jiwasraya juga tidak menjadi gila karena di tahun yang sama ada direktur yang diangkat menjabat ke Kantor Staf Presiden (KSP).
"(Tahun 2018) tidak terjadi apapun, kecuali persiapan pilpres. Jadi ini kemungkinan yang ketiga, terjadi perampokan di Jiwasraya," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil