120 Ribu Pengungsi Suriah Siap Menuju Turki, Respons Erdogan Panas!
Jumlah warga Suriah yang menyelamatkan diri dari serangan di Provinsi Idlib, Turki barat Suriah, menuju Turki mencapai 120 ribu orang.
Menurut kelompok bantuan Turki pada Senin (23/12/2019) , pihaknya akan mendirikan kamp-kamp pengungsi. Pasukan Suriah dan Rusia baru-baru ini menggencarkan target pengeboman mereka di Idlib, wilayah yang dijanjikan Presiden Suriah Bashar al-Assadakan direbut kembali. Bombardemen itu memicu gelombang migran menuju Turki.
Baca Juga: Membeludak, Turki Tak Bisa Tekan Laju Pengungsi Perang Suriah
Presiden Tayyip Erdogan pada Minggu (23/12) mengatakan Turki tak mampu menangani gelombang migran baru. Ia memperingatkan bahwa negara-negara Eropa akan merasakan imbas gelombang tersebut apabila kekerasan di barat laut Suriah tidak dihentikan.
"Dalam sepekan terakhir jumlah orang yang menyelamatkan diri dari kawasan selatan (Idlib) menuju utara akibat meningkatnya kekerasan mencapai 120 ribu orang," kata Selim Tosun, penasihat media Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) di Suriah.
Erdogan menyebutkan 80 ribu orang saat ini telah menyelamatkan diri. Sementara itu, pemantau perang Observatorium HAM untuk Suriah yang berbasis di Inggris melaporkan 40 ribu warga sipil mengungsi sejak Kamis, saat operasi militer terbaru dimulai.
Banyak migran meninggalkan Kota Maraat al-Numan, dengan beberapa pergi ke sejumlah kamp di dakat perbatasan Turki, sementara warga lainnya tinggal bersama kerabat mereka atau ke daerah Afrin dan Azaz di dekat perbatasan Turki, kata Tosun.
Baca Juga: Ngeri, Rudal-Rudal Israel Serang Suriah Lagi
Kelompok LSM itu mengungkapkan pihaknya mulai menyalurkan 20 ribu paket makanan bagi para migran di antara Kota Idlib hingga Kota Sarmada. Pihaknya juga menyediakan kamp tenda di area Killi, desa yang berjarak sekitar 13 km dari perbatasan Turki.
Tosun mengatakan kamp bagi keluarga berjumlah 500 tenda dan kemungkinan jumlahnya diperbanyak. Turki saat ini menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah, populasi pengungsi terbesar di dunia, setelah delapan setengah tahun perang saudara di Suriah. Ankara khawatir akan gelombang migran lainnya dari kawasan Idlib, tempat hingga tiga juta warga Suriah tinggal di wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: