Entah nasib buruk apa yang melekat pada aset safe haven global sekelas dolar AS sehingga harus menerima kekalahan telak di penghujung tahun 2019 ini. Melansir dari RTI, pergerakan dolar AS semakin lama semakin kritis dengan hanya mampu menguat tipis di hadapan won.
Agaknya, ketenaran dolar AS memudar seiring dengan optimisme damai dagang yang kabarnya pada pekan depan, Trump dan Xi Jinping akan bertemu untuk menandatangani perjanjian dagang tahap I. Hal itu boleh jadi memicu adrenalin pelaku pasar untuk tidak bermain aman sehingga dolar AS terlepas dari genggaman.
Baca Juga: Trump Undang Xi Jinping Teken Deal Dagang Pekan Depan, AS: Jangan Pernah Percaya. . . .
Akibatnya, sejak pembukaan pasar spot Selasa (31/12/2019), dolar AS tertekan di hampir semua mata uang dunia, seperti dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dolar Kanada, dan franc. Tak hanya itu, semua mata uang Asia pun turut menyerbu dolar AS, yakni dolar Taiwan, bhat, dolar Singapura, won, yen, dolar Hong Kong, yuan, dan rupiah.
Berbanding terbalik dengan dolar AS yang tengah meregang nyawa, nilai tukar rupiah justru menunjukkan pergerakan yang mantap dan menjadi mata uang unggulan, baik di Asia maupun dunia. Kala pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah stagnan di level Rp13.925 per dolar AS.
Baca Juga: Parah! Rupiah Bikin Dolar AS Makin Sekarat!
Setelah mengumpulkan segenap tenaga, rupiah pun mampu memutar nasib hingga terapresiasi tinggi di hadapan dolar AS. Terhitung sampai pukul 10.20 WIB, rupiah terapresiasi 0,22% ke level Rp13.895 per dolar AS. Bahkan, beberapa saat lalu, rupiah mampu memukul mundur dolar AS hingga ke level Rp13.893.
Apresiasi rupiah juga nampak di hadapan tiga mata uang dunia lainnya, yakni dolar Australia (0,09%), poundsterling (0,08%), dan euro (0,18%). Adapun di Asia, rupiah berada di posisi kedua sebagai mata uang terbaik setelah dolar Taiwan (-0,17%).
Saat ini, sang Garuda perkasa di hadapan won (0,25%), dolar Hong Kong (0,17%), yuan (0,15%), baht (0,13%), dolar Singapura (0,11%), dan yen (0,03%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: