Mengawali perdagangan awal tahun 2020, nilai tukar rupiah bergerak tertekan di hadapan hampir semua mata uang. Padahal, pada penghujung tahun 2019 beberapa hari lalu, rupiah mampu menjadi mata uang terbaik di Asia dan melumpuhkan dolar AS.
Di tengah bencana banjir yang mengepung Jakarta dan sekitarnya, kejayaan rupiah tersebut masih bertahan sampai dengan pembukaan pasar spot Kamis (2/01/2020), di mana sang Garuda terapresiasi 0,11% ke level Rp13.865 per dolar AS. Namun, minimnya sentimen positif membuat rupiah berbalik arah dan tenggelam ke zona merah.
Baca Juga: Mundur! Jadwal Teken Deal Dagang Trump-Xi Jinping Mundur Jadi. . . .
Sampai dengan pukul 10.15 WIB, rupiah terdepresiasi -0,12% ke level Rp13.899 per dolar AS. Bahkan, beberapa saat lalu, rupiah tertekan sampai dengan level Rp13.904 per dolar AS. Rupiah semakin menjadi gundah gulana karena mendapat tekanan pula dari dolar Australia (-0,09%), euro (-0,19%), dan poundsterling (-0,05%).
Baca Juga: Horor Abis! Rupiah Tenggelamkan Dolar AS dan Mata Uang Dunia Sekaligus!
Tak sampai di situ, pasukan mata uang Asia pun ikut membalas dendam kepada rupiah. Alhasil, rupiah kini menjadi mata uang terlemah kelima di Asia setelah baht (1,39%), won (0,17%), dolar Taiwan (0,13%), dan dolar Singapura (0,03%). Adapun mata uang Benua Kuning yang mampu membuat rupiah takluk di antaranya adalah ringgit (-0,18%), yen (-0,13%), dolar Hong Kong (-0,11%), dan yuan (-0,05%).
Sementara rupiah tertekan, dolar AS justru bergerak variatif dengan kecenderungan menguat di hadapan mata uang dunia. Sentimen damai dagang masih menjadi amunisi utama bagi dolar AS untuk melumpuhkan dolar Australia, poundsterling, franc, yuan, won, dolar Singapura, baht, dolar Taiwan, dan rupiah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: