Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rakyat Dilanda Banjir, Pejabat Saling Lempar Tangan

Rakyat Dilanda Banjir, Pejabat Saling Lempar Tangan Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal

Saling Tuding Soal Mitigasi

Banjir awal tahun 2020 ini memang dahsyat. Curah hujannya yang mencapai 355 mm disebut sebagai curah hujan yang paling tinggi dalam 24 tahun terakhir. Namun kegagapan Pemprov DKI saat bencana datang juga menimbulkan tanya; apakah memang DKI tak siap mengantisipasi datangnya banjir yang nyaris setiap tahun menjadi tamu rutin.

Gubernur DKI Anies Baswedan menuding penanganan banjir ada di pemerintah pusat. Ia meminta pemerintah pusat lebih serius menangani pembangunan waduk retensi di hulu Jakarta. Ia menunjuk upaya normalisasi-normalisasi kali yang pembebasan lahannya merupakan tanggung jawab DKI, tidak sepenuhnya efektif menuntaskan banjir.

Anies memberi contoh Kampung Pulo, yang tetap banjir sekalipun Kali Ciliwung di dekatnya telah dinormalisasi. "Di sini memang sudah dilakukan normalisasi, dan faktanya masih tetap terjadi banjir," ujar Anies.

Baca Juga: Fahira ke Jokowi: Pak, Bapak Itu Presiden Punya Kuasa Atasi Banjir Jakarta

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di hari pertama banjir melanda Ibu Kota, secara halus menyindir Anies. Di hadapan wartawan, Basuki menyampaikan kepada Anies bahwa program normalisasi kali seharusnya terus dijalankan agar banjir bisa diminimalisasi. 

Pemprov DKI juga terlihat gagap menangani warga yang menjadi korban. Hingga malam hari, masih banyak warga yang belum dievakuasi, sementara air terus meninggi sebagai akibat derasnya bendung Katulampa di Bogor dan masih derasnya hujan di Depok. Gubernur DKI hanya menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan sekitar 120.000 petugas untuk berjaga.

Terlepas dari kesiapan pemerintah menghadapi bencana di Ibu Kota, Kapolda Metro Jaya Komjen Pol Gatot Eddy Pramono juga melihat kesadaran warga akan keselamatan dirinya belum maksimal. Saat melakukan peninjauan kondisi banjir di Ciledug, Kapolda meminta agar warga yang berada di Perumahan Ciledug Indah 1 dan 2, Tangerang, mau dievakuasi petugas ke posko pengungsian.

Imbauan itu diberikan setelah dirinya yang meninjau langsung lokasi masih menemukan warga memilih untuk tetap tinggal di rumah.

"Tadi masih banyak warga yang tidak mau dievakuasi, mereka memilih untuk tetap tinggal di rumah karena takut barang-barang mereka hilang," katanya, Kamis (2/1/2020).

Dijelaskannya, para warga yang memilih tinggal di rumahnya memiliki bangunan dua lantai. Sehingga, saat ini mereka mengamankan diri ke lantai dua rumah berikut dengan barang-barangnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: