Benarkah Serangan Udara yang Bunuh Jenderal Elite Iran atas Perintah Donald Trump?
Jenderal Qassem Soleimani komandan pasukan elite Quds Iran dan enam orang lainnya tewas dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020). Pentagon mengatakan serangan itu atas perintah Presiden Donald Trump.
"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang menentukan untuk melindungi personel AS di luar negeri dengan membunuh Qassem Soleimani," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
“Serangan ini bertujuan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan. AS akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan kepentingan kami di mana pun mereka berada di seluruh dunia," lanjut pernyataan Pentagon, seperti dikutip Russia Today.
Baca Juga: Bandara Internasional Baghdad Diterjang 3 Roket, Jenderal Pasukan Elite Iran Dikabarkan Tewas
Pentagon mengatakan bahwa pembunuhan itu merupakan respons atas serangan terhadap pangkalan koalisi Amerika di Irak. Washington menuduh Soleimani menjadi dalang serangan serentak baru-baru ini di pangkalan militer Irak dan AS.
Secara khusus, Pentagon menyalahkan Soleimani karena mengatur serangan roket pada 27 Desember di sebuah pangkalan militer di pinggiran Kirkuk yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS.
Dia juga dituduh menyetujui pengepungan kedutaan AS di Baghdad yang hampir berakhir dengan pengambilalihan kompleks diplomatik itu oleh pemrotes Irak yang sangat marah.
Pengepungan itu sebagai protes atas serangan udara AS yang menewaskan 25 anggota Kataib Hizbullah, bagian dari Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak selama akhir pekan lalu.
Tubuh Soleimani diidentifikasi oleh cincin yang dikenakannya. Kematian mereka merupakan titik balik potensial di Timur Tengah dan diperkirakan akan mendapat balasan keras dari Iran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: