Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti turut menyikapi terkait masuknya kapal asing China ke perairan Natuna, yang merupakan wilayah Indonesia.
Ia pun meminta pemerintah untuk tegas dalam menyikapi kedaulan dalam negeri yang terancam. Termasyk membedakan sikap antara persahabatan antar negara, mendorong investor masuk, hingga menindaklanjuti pencuri sumberdaya ikan.
"Kita jaga persahabatan antar bangsa. Kita undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber daya Perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik & benar. Hubungan baik antar negara adalah karena dalung menghormati" tulisnya dalam akun twitternya saat membalas link berita pernyataan Luhut terkait Natuna, seperti dikutip, Senin (6/1/2020).
Baca Juga: Demokrat Puji-Puji Mahfud MD: Ini Baru Macan!
Baca Juga: Edan!! Jumlah Kapal Asing di Natuna Tembus Seribu per Hari
Tak hanya itu, ia pun menyatakan rasa tidak setujunya dengan sikap China yang justru mendukung nelayannya untuk melakukan pencurian ika. Sebab, ia mengatakan kapal yang digunakan dalam penangkapan ikan ilegal itu dikawal langsung oleh Coast Guard China (penjaga pantai).
"Persahabatan antar negara tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing (IUUF). Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF. Karena IUUF adalah crime/ kejahatan lintas negara," lanjut Susi.
Lanjutnya, ia menegaskan hanya satu cara dalam merespons langkah China, yakni dengan menenggelamkan kapal yang melakukan IUUF. Menurut dia, cara tersebut dinilainya berhasil dalam menghalau kapal asing yang berusaha melakukan pencurian di wilayah Indonesia.
"Tangkap dan tenggelamkan kapal yg melakukan IUUF. Tidak ada cara lain. Wil ERZ kita diakui Unclose. Bila dr tahun 2015 sd mid 2019 bisa membuat mereka tidak berani masuk ke wil ZEE kita. Kenapa hal yg sama tidak bisa kita lakukan sekarang," cetusnya lagi.
Diwartakan, Menko Bidang Kemaritiman dan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta ketegangan dengan China karena masalah laut Natuna tak perlu dibesar-besarkan.
"Sebenarnya enggak usah dibesar-besarin lah. Kalau soal kehadiran kapal itu, sebenarnya kan kita juga kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) kita itu," kata Luhut di kantornya, Jumat (3/1).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil