Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saatnya Milenial Terjun dalam Dunia Pertanian

Saatnya Milenial Terjun dalam Dunia Pertanian Konferensi pers di Hotel Aryaduta, Tugu Tani, Kamis (9/1/2020). | Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertanian di Indonesia memiliki harapan besar dari kalangan milenial. Karena itu dibutuhkan upaya untuk melibatkan milenial dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penguatan pertanian. Salah satu kegiatan itu adalah Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020.

Kolaborasi antarnegara dan antarpebisnis di kawasan Asia untuk membangun kemandirian pertanian dan ketahanan pangan Asia tahun ini merupakan ajang kedua. Yang pertama digelar pada 2018, dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, dan pamerannya dikunjungi Presiden di Jakarta Convention Center (JCC).

Salah satu yang berbeda dalam ajang tahun ini adalah keterlibatan milenial dalam kegiatan. Dalam ajang tersebut nantinya juga akan diselenggarakan forum yang akan diikuti oleh milenial. Para milenial akan mendapatkan pencerahan terhadap perkembangan pertanian di kawasan Asia.

Baca Juga: Tinjau Lokasi Bencana di Lebak, Mentan: Lokasi Ini Harus Diperbaiki, Jadikan Lahan Pertanian!

"Dengan demikian para milenial akan semakin semangat untuk terjun ke pertanian," ujar Moeldoko, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), penggagas ASAFF, dalam konferensi pers di Hotel Aryaduta, Tugu Tani, Kamis (9/1/2020).

Menurut Moeldoko, ASAFF diharapkan menjadi ajang pertemuan antara milenial desa dan milenial kota, hingga para milenial di kawasan Asia. Kegiatan itu membuat milenial terkoneksi dengan petani-petani lain dari kawasan Asia. Bisnis mereka pun akan berkembang lebih luas lagi. Kegiatan tersebut menjadi sarana untuk mengenalkan produk-produk dalam negeri dengan lebih luas.

Tujuan utama dari ASAFF sendiri, lanjut Moeldoko, membangun kemandirian pertanian dan ketahanan pangan Asia. Melalui ASAFF 2020 diharapan sinergi dan kolaborasi tersebut dapat diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di Asia dan menjadi penyuplai utama pangan dunia.

"Peran dan posisi Asia dalam produksi pertanian global sangat besar. Kolaborasi akan membangun ketahanan pangan negara-negara Asia dan menjamin ketersediaan pangan dunia," ungkap Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko, yang menginisiasi ASAFF.

 

ASAFF kedua diselenggarakan pada 12-14 Maret 2020 di JCC, dan diharapkan dibuka lagi oleh Presiden Joko Widodo. Akan diundang juga sebagai narasumber dalam ASAFF 2020, antara lain Kementerian Pertanian dan pelaku bisnis pertanian dari China, Vietnam, Thailand, Jepang, Malaysia, dan lainnya.

Event berkala ini merupakan forum pertemuan stakeholders pertanian untuk membahas isu-isu strategis pertanian di kawasan Asia dan membangun kerja sama Government to Goverment (G2G) dan Business to Business (B2B) dalam kebijakan pertanian, budi daya pertanian, teknologi pertanian, dan bisnis sektor pertanian, dalam arti luas pertanian, perikanan, peternakan.

ASAFF 2020 mengusung tema Asian Agriculture Colaboration in Global Economic Comptetition. Ada tiga hal strategis yang menjadi isu utama dunia saat ini dan ke depan, yaitu: pangan, air, dan energi. Ketiga hal tersebut akan menjadi komoditas strategis yang menggeser komoditas-komoditas yang selama ini menjadi isu dunia, seperti minyak bumi dan sumber daya alam.

Pertumbuhan penduduk dunia akan meningkatkan kebutuhan pangan, air, dan energi. Menurut Divisi Kependukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah penduduk dunia pada 2019 mencapai 7,7 miliar jiwa, tumbuh 1,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya (2018) sejumlah 7,6 miliar jiwa.

Pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1-1,2%, sehingga dalam beberapa tahun ke depan penduduk dunia bakal mencapai 8 miliar jiwa dan di 2030 sekitar 8,5 milyar penduduk. Pada 2100 penduduk dunia akan mencapai 10,9 miliar orang.

"Kawasan Asia memiliki kontribusi terbesar dalam jumlah penduduk dunia. Jumlah penduduk Asia sebesar 4,6 miliar jiwa," tegasnya.

Baca Juga: Kementan: Pertanian Jadi Pilar Utama Turunkan Angka Kemiskinan

Moeldoko menambahkan, sektor pertanian adalah penyumbang GDP terbesar di kawasan Asia dan menjadi bagian strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan Asia.

Indonesia dan kawasan Asia memiliki peran strategis mengingat potensi dan sumber daya alam mendukung untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, dan energi dunia, khususnya memenuhi kemandirian di kawasan Asia.

"Indonesia, salah satunya, sedang mengembangkan bio-energy, antara lain mengembangkan bahan bakar biosolar B30, di mana sebanyak 30 persen dalam bahan bakar minyak tersebut bersumber dari pertanian," papar Moeldoko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: