Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Planet Mars Rupanya Lebih Cepat Kehilangan Air, Bisakah Dihuni Manusia?

Planet Mars Rupanya Lebih Cepat Kehilangan Air, Bisakah Dihuni Manusia? Artist's impression of a primitive ocean on Mars, which some researchers suggested harbored more water than the Arctic Ocean on Earth. (Most of that water was later lost to space.) | Kredit Foto: NASA/GSFC
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah studi baru menjelaskan, planet Mars rupanya dapat dengan mudah kehilangan air yang mereka hasilkan. Karena mudahnya kehilangan air itu, Mars juga dengan mudah kehilangan laut, danau, dan juga sungainya.

Meskipun sekarang Mars sedang dingin dan kering, tetapi lembah sungai berliku serta hamparan danau kering, menunjukkan bahwa air pernah menutupi sebagian besar Mars pada milliaran tahun lalu.

Saat ini, sisa-sisa air di Mars sebagian besar terkunci membeku di lapisan es kutub Mars. Jumlahnya kurang dari 10 persen air yang dulu pernah mengalir di permukaan Mars.

Baca Juga: Pelatihan Astronaut NASA buat Jalankan Misi Artemis Rampung, ke Mana Akan Dikirim?

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan, air Mars sebagian besar mengalir ke luar angkasa. Radiasi ultraviolet dari matahari, dapat memecah air di atmosfer bagian atas Mars untuk membentuk hidrogen dan oksigen, dan banyak dari hidrogen ini kemudian melayang ke luar angkasa, mengingat sifatnya yang luar biasa ringan dan gravitasi Mars (yang hanya 40 persen dari kekuatan gravitasi Bumi).

Temuan terbaru menunjukkan juga, sebagian besar air secara teratur dapat membuat intrusi cepat ke atmosfer bagian atas Mars. Untuk menjelaskan peristiwa ini, para ilmuwan menganalisis data dari Trace Gas Orbiter yang melingkari Mars, yang merupakan bagian dari program ExoMars Eropa-Rusia. Pada 2018-2019, para ilmuwan fokus mencari tahu cara air didistribusikan naik dan turun di ketinggian atmosfer Mars.

Para peneliti menemukan bahwa perubahan musiman adalah faktor kunci yang mendorong bagaimana uap air didistribusikan ke atmosfer Mars. Selama musim terpanas dan musim angin terhebat Mars, sebagian besar atmosfer menjadi ‘jenuh’ dengan uap air 10-100 kali lebih banyak daripada yang seharusnya. Ini memungkinkan air mencapai atmosfer atas dengan cepat.

“Tingkat kejenuhan yang luar biasa ini tidak terjadi dimanapun di tubuh planet lain dalam tata surya,” kata ketua peneliti tersebut, Franck Montmessin, yang juga seorang ilmuwan planet di Universitas Paris-Saclay, Prancis.

Baca Juga: Mars Pernah Punya Penghuni, Apakah Alien?

Para ilmuwan terkejut, uap air dalam jumlah besar dapat mencapai atmosfer atas Mars. Sebelumnya, mereka menyebutkan, seharusnya air yang naik ke atas akan dibatasi oleh suhu dingin di atas dan terikat, kemudian mengembun menjadi awan.

Secara keseluruhan, jika uap air dapat secara teratur melayang begitu tinggi ke atmosfer Mars tanpa dibatasi oleh kondensasi, dapat dibayangkan bahwa pelarian air menuju atmosfer di Mars jauh lebih efektif.

Penelitian berikutnya, akan dibuat suatu alat untuk mengukur berapa banyak air yang memasuki atmosfer bagian atas, sehingga para ilmuwan dapat lebih memahami bagaimana uap air dapat keluar ke ruang angkasa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: