Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jepang-Indonesia Tingkatkan Investasi, Ekonom: Biar Tak Didikte China

Jepang-Indonesia Tingkatkan Investasi, Ekonom: Biar Tak Didikte China Kredit Foto: Sindonews

SoftBank investasi di ibu kota baru

Tak hanya dengan Menlu Jepang Motegi Toshimitshu, di hari yang sama Presiden Jokowi juga menerima kunjungan delegasi SoftBank yang dipimpin oleh CEO SoftBank Masayoshi Son. SoftBank merupakan perusahaan telekomunikasi dan media asal Jepang. Pertemuan keduanya membahas rencana SoftBank berinvestasi dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan potensi investasi dan sejumlah proyek pembangunan di ibu kota baru. "Luas wilayah Jakarta sekitar 66.000 hektare sedangkan jika kita bandingkan dengan ibu kota baru luasnya (disiapkan) mencapai 256.000 hektare," papar Jokowi.

Son sendiri mengaku tertarik untuk berinvestasi dan bekerja sama dalam pembangunan di ibu kota baru, khusunya dengan konsep kota pintar dan kota hijau yang diusung pemerintah dalam pembangunan tersebut.

Baca Juga: Iran-AS Memanas, Perusahan Jepang Perintahkan Stafnya Keluar dari Kawasan Timteng

"Ibu kota baru memiliki peluang-peluang investasi yang saya kira bisa kita diskusikan ide potensialnya," tutur Son.

Son juga mengaku sejak Juli tahun lalu telah melakukan pembicaraan terkait ekosistem mobil listrik yang akan mereka investasikan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Dikutip dari Tempo.co, Luhut mengklaim bahwa Softbank berminat menyuntik dana segar untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur dengan nilai investasi yang ditawarkan mencapai $100 miliar atau setara dengan Rp1.400 triliun.

"Dia (Masayoshi Son) mendesak saya terus. Dia mau investasi sampai USD 100 miliar. Bagi saya ini too good to be true," ujar Luhut di kantor Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Selasa (7/1/2020).

Baca Juga: Indonesia Bakal Diguyur Investasi dari AS, Nominalnya? Ratusan Triliun Bos!

Menjadi penyeimbang

Kepada DW Indonesia, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan saat ini investasi dari negara luar dibutuhkan Indonesia untuk meningkatkan kondisi perekonomian di tengah pelemahan ekonomi global. Bhima pun berpendapat Jepang bisa menjadi penyeimbang di antara negara-negara tradisional yang berinvestasi di Indonesia.

"Sekarang kalau melihat data investasinya Cina meroket cukup cepat, sekearang di peringkat nomor tiga investasi paling tinggi di Indonesia. Padahal 10 tahun yang lalu belum seperti itu. Kalau semakin banyak investasi dari non Cina dirasa jadi penyeimbang agar Indonesia tidak didikte oleh Cina," ujar Bhima saat diwawancarai DW Indonesia, Jumat sore (10/1/2020).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: