Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bangun Smelter Senilai US$850 Juta, PTPP Gandeng Chalieco

Bangun Smelter Senilai US$850 Juta, PTPP Gandeng Chalieco Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dipastikan menggandeng China Alumunium International Engineering Corporation Ltd. (Chalieco) untuk membangun Smelter Grade Alumina Refinery. Hal tersebut setelah perseroan melakukan pendandatanganan kontrak Pembangunan dengan Chalieco yang berlangsung di KBRI Beijing pada hari Sabtu (11/01) lalu. Dalam acara Signing Ceremony tersebut, Perseroan diwakili oleh Abdul Haris Tatang selaku Direktur Operasi 3 Perseroan dan didampingi oleh Nurlistyo Hadi selaku Kepala Divisi EPC untuk menandatangani kontrak kerjasama.

 

Proyek Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery yang berkapasitas 1 Juta TPA merupakan milik dari PT Borneo Alumina Indonesia, sebuah perusahaan patungan milik PT Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang berlokasi di Desa Bukit Batu, Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

 

Baca Juga: PTPP Optimis Tahun Depan Masih Bisa Tumbuh Meski Ada...

 

Direktur Operasi 3 PTPP, Abdul Haris mengatakan bahwa dalam pembangunan proyek Smelter ini, Perseroan bekerjasama dengan  berperan sebagai kontraktor yang juga akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek. Konsorsium Chalieco dan Perseroan optimistis dapat menyelesaikan proyek tersebut selama 31 bulan.

 

"Dengan keberhasilan Perseroan sebagai kontraktor EPC yang telah memiliki berbagai pengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek pembangkit listrik, minyak & gas dan industri, maka dengan adanya Smelter Grade Alumina Refinerary ini Perseroan menambah portofolio pekerjaan dibidang pemurnian atau Smelter”, ujarnya, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Kamis (16/1/2020). 

 

Baca Juga: Wow! PTPP Gandeng PGN Buat Garap Proyek . . . .

 

Ia menuturkan bila proyek pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery ini berpotensi menelan biaya investasi senilai US$850 juta dan pabrik pemurnian ini ditargetkan akan dapat beroperasi pada tahun 2022 dimana nantinya akan memproduksi 1 Juta ton alumunium setiap tahunnya. 

 

Proyek tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi komoditas tambang Indonesia. "Proyek ini menjadi bukti bahwa BUMN Indonesia berkontribusi nyata bagi pembangunan nasional dan sejalan dengan semangat perubahan yang sedang digalakkan oleh Pemerintah," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: