Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelaskan Maksud Pidatonya Panjang X Lebar, Yasonna Teriak: Itu Dipelintir

Jelaskan Maksud Pidatonya Panjang X Lebar, Yasonna Teriak: Itu Dipelintir Yasonna Laoli, Menteri Hukum dan HAM | Kredit Foto: Ferry Hidayat

Ketika di Lapas Narkotika Cipinang, Yasonna dalam pidatonya sempat menjelaskan crime is a social product, antara lain faktor kemiskinan, pengangguran, kesenjangan pendapatan (faktor ekonomi), disintegrasi sosial, dan lainnya.

Menurut dia, faktor genetik tidak signifikan menentukan kejahatan. Kalaupun ada, menurut Yasonna, faktor determinannya sangat kecil. 

"Maka oleh karena kejahatan adalah product social problems, masyarakat harus turut menyelesaikan faktor-faktor criminogen tersebut. Karena faktor kemiskinan, maka slums areas (daerah kumuh) lebih cenderung melahirkan lebih banyak crime dari daerah elit. Contoh daerah slums (kumuh) di Tanjung Priok dibanding daerah Menteng, lebih cenderung (probalitas) memiliki tingkat kejahatan lebih tinggi. Itu bukan karena faktor genetik atau biologis," ujarnya.

Politikus PDIP itu menerangkan, seorang jahat atau cenderung melakukan kejahatan bukan karena dari genetiknya.

"Itu teori tempo doeloe, yaitu teori Cesare Lombroso. Namun, hasil-hasil penelitian empirik para kriminolog dan sosiolog membuktikan tidak benar. Itu sebabnya, untuk membasmi kejahatan, tidak cukup hanya mengirim orang-orang ke penjara, tapi kita harus menyelesaikan root causes-nya, yaitu memperbaiki daerah-daerah slums (kumuh), miskin, meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pendidikan," kata Yasonna.

Yasonna menilai, ini adalah tanggung jawab bersama karena crime is a social product, maka masyarakat juga turut bertanggung jawab secara sosial dan moral untuk membasmi akar masalahnya (root causes). 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: