Pidato Dipelintir
"Sangat disayangkan, oleh pihak-pihak tertentu, pidato saya dipelintir sedemikian rupa, seolah-olah orang-orang Tanjung Priok semua adalah penjahat. Menyedihkan sekali mengambil simpulan seperti itu, jumping into conclusion without knowing the whole story."
"Teman-teman anggota DPR tentu punya akses ke Kepala BNN (Komisaris Jenderal Heru Winarko) dan Kepala BNPT (Komisaris Jenderal Suhardi Alius) coba di-cross check. Jangan kita mengambil simpulan tanpa memahami konteks seutuhnya," ujar Yasonna.
Ketika berpidato, menurut Yasonna, ia bahkan membuat contoh ekstrem utuk menunjukan perbedaan penyebab kejahatan antara faktor genetik dan sosial ekonomi. Yasonna contohkan, dua orang bayi. Satu anak bayi yang lahir dari ibu PSK dan ayahnya bandit dari slums areas, misalnya dari daerah slums di Tanjung Priok dan anak orang yang sangat berkecukupan dengan ibu sangat terdidik dan ayah pengusaha, misalnya dari Menteng.
Baca Juga: Pak Yasonna, Tolong Cabut Pernyataan Anda, Atau Kita Desak Jokowi untuk Copot Bapak?
Kemudian ditukar, bayi yang dari Tanjung Priok dipelihara oleh orangtua di Menteng, dan anak dari Menteng dipelihara di daerah kumuh oleh orangtua yang bermasalah tersebut.
"Lihat 20 tahun lagi, siapa yang punya kecenderung (propensity) to commit crime? Saya yakin justru anak terlahir dari Menteng tersebut yang lebih cenderung terekspos pada perbuatan-perbuatan kriminal ketimbang anak yang terlahir dari ayah dan ibu dari Tanjung Priok tersebut," ujar Yasonna.
Karena crime is determined by socioeconomic factors rather than genetic factors. Ini, kata Yasonna, inti penjelasannya yang dipelintir itu. "Jadi, itu bukan menunjukkan daerahnya, tapi socioeconomic conditions, dan sudah tentu tidak mengeneralisasi daerah Tanjung Priok. Memang apa yang saya sampaikan adalah penjelasan ilmiah ketimbang penjelasan politik, saya berharap ditanggapi secara ilmiah, bukan secara politik," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti