Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wabah Pneumonia Lagi Menyerang, China Sempat-sempatnya Main Politik dengan Taiwan, Gak Prihatin?

Wabah Pneumonia Lagi Menyerang, China Sempat-sempatnya Main Politik dengan Taiwan, Gak Prihatin? Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Beijing -

Kementerian Luar Negeri China ingin menarik Taiwan dengan memanfaatkan wabah virus korona. China mengatakan pemerintah pusat akan lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan rekan senegaranya di Taiwan daripada pihak lain, Rabu (21/1/2020). Namun, itu artinya Taiwan harus tunduk pada sistem di bawah China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, partisipasi Taiwan dalam badan-badan internasional harus diatur di bawah prinsip "Satu China". Artinya itu merujuk pada kebijakan inti pemerintah China yang menyatakan Taiwan adalah bagian dari Beijing.

Baca Juga: Menyebar Cepat, Terbaru Warga Macau Positif Terinfeksi Virus Korona Wuhan

Pernyataan terbuka itu bermula ketika Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meminta China untuk berbagi informasi yang benar tentang virus korona jenis baru yang menyebar.

Dia pun mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tidak mengecualikan Taiwan dari kolaborasi dalam wabah karena alasan politik.

Pemerintah Taiwan juga telah memerintahkan kelompok wisata dari Wuhan untuk tidak datang ke Taiwan untuk sementara waktu. Hal itu mengingat Taipe pun telah menemukan satu kasus pada Selasa.

Centers for Disease Control Taiwan menyatakan, seorang perempuan berusia 50-an dari Taiwan tengah dinyatakan positif. Perempuan itu telah melakukan perjalanan dari kota di mana ada wabah pneumonia yang diyakini disebabkan oleh jenis virus korona baru.

Virus yang berasal dari pusat kota Wuhan di Hubei pada akhir tahun lalu, telah menyebar ke kota-kota China termasuk Beijing dan Shanghai. Kasus virus itu pun telah ditemukan di berbagai negara selain Taiwan, seperti Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang.

China dan Taiwan berpisah selama perang saudara pada 1949, tetapi Beijing masih mengklaim kedaulatan atas pulau itu. China pun kadang-kadang mengancam untuk menggunakan kekuatan untuk merebut kendali jika perlu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: