Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seperti Uighur, Virus Corona Adalah Tragedi Kemanusiaan

Seperti Uighur, Virus Corona Adalah Tragedi Kemanusiaan Seorang staf medis merawat seorang pasien dengan pneumonia yang disebabkan oleh virus corona baru di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan, di Wuhan, provinsi Hubei, China, Rabu (22/1/2020). Foto diambil tanggal 22 Januari 2020. | Kredit Foto: Cns Photo via Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Merebaknya penyebaran virus pneumonia Wuhan, China atau novel coronavirus (nCoV), mengakibatkan puluhan orang meninggal secara mendadak di Negeri Tirai Bambu itu.

Otoritas kesehatan di China mengonfirmasi 15 kematian terbaru di provinsi Hubei, pusat wabah virus 2019-nCoV, jenis baru dari coronavirus atau virus corona. Angka itu menambah jumlah kematian akibat penyakit ini menjadi 41 orang sejak tiga minggu lalu.

Baca Juga: Soal Virus Corona, Komisi IX DPR Segera Panggil Menkes

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menyebutkan bahwa virus corona ini adalah tragedi kemanusiaan. "41 juta penduduk di 13 kota dikarantina. Korban terus berjatuhan dan menyebar. Vaksin belum ditemukan," kata HNW di akun Twitternya, @hnurwahid, Sabtu (25/1/2020).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan, wabah virus corona yang telah menewaskan 41 orang ini seperti tragedi yang juga menimpa muslim etnis Uighur di Xinjiang, China.

"Seperti tragedi terhadap Uighur, semoga jadi koreksi. Agar segera ada solusi untuk kebaikan kemanusiaan," ucap HNW.

Untuk diketahui, penduduk Wuhan di Provinsi Hubei, China, nyaris menangis saat virus 2019-nCoV jenis baru dari Coronavirus membuat kota itu ditutup. Mereka putus asa dan merasa apa yang terjadi saat ini seolah-olah sebagai akhir dari dunia.

Layanan pesawat dan kereta api keluar kota Wuhan, pusat dari virus baru mirip SARS itu dibatalkan. Transportasi umum lain untuk ke luar kota juga ditangguhkan. Penduduk diperintahkan untuk tidak pergi dalam upaya mengendalikan penyebaran virus.

Namun, kereta dan pesawat yang hampir kosong masih menuju ke kota berpenduduk 11 juta jiwa itu pada hari Kamis, di mana beberapa penumpang mengenakan masker wajah dan sarung tangan bedah memberanikan diri melakukan perjalanan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: