China Larang Penjualan Satwa Liar buat Sementara Waktu, Ahli Hewan: Lebih Baik Permanen
Otoritas China melakukan berbagai cara untuk mengatasi penyebaran virus corona. China pada Minggu (26/1/2020), untuk sementara waktu melarang penjualan satwa liar di pasar, restoran, dan platform e-commerce secara nasional.
Lembaga Konservasi Margasatwa yang bermarkas di New York, meminta China untuk membuat larangan itu menjadi permanen. Hewan liar yang dikandangkan di pasar China dianggap sebagai inkubator bagi virus untuk berevolusi sehingga menyebabkan penularan pada manusia.
Baca Juga: Kesal, Dokter di Wuhan Beberkan Lambatnya Pemerintah Setempat Atasi Virus Corona
Otoritas kesehatan di Beijing mendesak orang-orang untuk tidak berjabatan tangan, melainkan memberi hormat menggunakan gerakan tradisional yang ditangkupkan. Saran tersebut dikirim dalam pesan teks yang dikirimkan ke pengguna ponsel di kota pada Minggu kemarin.
Beijing juga menunda pembukaan kembali sekolah-sekolah dan universitas kota setelah liburan Tahun Baru Imlek. Sementara itu, Hong Kong telah menunda pembukaan kembali sekolah-sekolah hingga 17 Februari.
China telah menyerukan transparansi dalam mengelola krisis virus corona, menyusul penutupan sebelumnya saat penyebaran virus SARS yang mengikis kepercayaan publik. Namun, para pejabat di Wuhan telah dikritik terkait penanganan mereka terhadap wabah saat ini.
"Orang-orang di kampung halaman saya semua mencurigai jumlah pasien terinfeksi yang diberikan oleh pihak berwenang," kata Violet Li, yang tinggal di distrik Wuhan tempat pasar makanan laut berada.
"Saya pergi dengan masker dua kali sehari untuk mengajak anjing berjalan, itu satu-satunya kegiatan di luar ruangan," kata Li menambahkan.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan memindahkan personel di konsulat Wuhannya ke Amerika Serikat. Sementara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pemerintah bekerja sama dengan China untuk mengatur penerbangan charter bagi warga negara Jepang untuk pulang dari Wuhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: