Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ratusan Staf Rumah Sakit Hong Kong Gelar Mogok Kerja, Minta Tutup Perbatasan China

Ratusan Staf Rumah Sakit Hong Kong Gelar Mogok Kerja, Minta Tutup Perbatasan China Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Ratusan pekerja rumah sakit di Hong Kong mogok kerja pada hari Senin (3/2/2020) sebagai bagian dari aksi untuk untuk menuntut penutupan perbatasan perbatasan dengan daratan China. Penutupan perbatasan disuarakan untuk mengurangi risiko penyebaran virus Corona baru, 2019-nCoV, yang mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei.

Hong Kong, wilayah otonomi khusus China, telah menangguhkan layanan kereta api lintas batas dan kapal feri dari dan ke daratan China. Namun, para staf medis menginginkan penutupan perbatasan secara total.

Baca Juga: Sejumlah Ahli Susun 3 Skenario untuk Setop Penyebaran Virus Corona, Apa Saja?

Pihak berwenang mengatakan menutup perbatasan sepenuhnya akan bertentangan dengan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ada 15 kasus virus Corona baru yang dikonfirmasi di Hong Kong.

"Jika tidak ada penutupan perbatasan penuh, tidak akan ada cukup tenaga kerja, peralatan pelindung, atau ruang isolasi, untuk memerangi wabah itu," kata Winnie Yu, ketua Aliansi Karyawan Pegawai Otoritas Rumah Sakit yang baru dibentuk, seperti dikutip BBC.

Ratusan pekerja medis yang mogok hari ini adalah yang sifatnya "non-essential". Menurut serikat pekerja setempat, pekerja di garis depan—termasuk dokter dan perawat—akan mengikuti aksi mereka pada Selasa besok jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Hong Kong—yang memiliki populasi 7 juta jiwa—adalah bagian dari China, tetapi mempertahankan status otonomi khusus. Perbatasan selama ini difungsikan seperti pos pemeriksaan internasional.

Selain menangguhkan layanan transportasi lintas batas, China juga telah berhenti mengeluarkan visa untuk pelancong individu ke Hong Kong.

Pada hari ini, ada lebih dari 17.000 kasus virus Corona baru di China dan 361 kematian. Di luar China, ada lebih dari 150 kasus virus yang dikonfirmasi dengan satu kematian, di Filipina. Korban yang meninggal pun merupakan warga Wuhan, China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: