Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banting Stir dari Jurusan Kuliah, Kisah Pendiri Uniqlo Sangat Inspiratif

Banting Stir dari Jurusan Kuliah, Kisah Pendiri Uniqlo Sangat Inspiratif Kredit Foto: Dictio

Di Hiroshima, Yanai menamai tokonya Unique Clothing Warehouse. Selang satu tahun kemudian, Yanai mulai menambah cabang tokonya. Ia pun mengubah nama tokonya menjadi Uniqlo.

Dikutip dari MoneyWeek di Jakarta, Senin (10/2/2020), Yanai mengisahkan konsep awal Uniqlo yakni pada era 1980an, Yanai terinspirasi salah satu merek favoritnya yakni M&S (Marks & Spencer). Toko pakaian tersebut menghadirkan koleksi busana basic untuk semua kalangan, dari mulai miliuner hingga pekerja biasa.

Konsep itulah yang akhirnya ia bawa untuk menghidupkan Uniqlo. Konsep pakaian basic bahkan masih menjadi guideline Uniqlo hingga saat ini.

Kepada Japan Forward, Yanai mengisahkan 'evolusi' dalam usaha yang dia rintis.

"Pada 1991, saya mengumpulkan semua karyawan di kantor pusat. Saat itu, kami memiliki 29 toko dan saya mengumumkan akan mengganti nama perusahaan menjadi Fast Retailing," kisahnya.

Yanai pun berambisi akan memperluas jaringan toko miliknya dengan menambah 30 cabang setiap tahun dan memiliki 100 toko dalam 3 tahun. Dia berencana untuk IPO jika bisa mencapai target tersebut.

Bahkan, rencana IPO pun berhasil Yanai wujudkan 3 tahun setelah dia melakukan perubahan nama. Tepatnya pada tahun 1994, Fast Retail mencatatkan saham di Bursa Efek Hiroshima. Hingga saat ini, Yanai dan keluarga menguasai 44 persen saham Fast Retailing.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: