Beberapa poin yang menghambat pertumbuhan pada tahun lalu mulai bergerak ke arah yang positif. Tensi geopolitik mulai mereda dengan adanya kejelasan dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa per 31 Januari yang lalu.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga tertahan dengan disepakatinya US-China Trade Deal tahap pertama. Namun, perkembangan situasi global sepanjang Januari 2020 silam juga terbilang memberikan dampak pada perekonomian Indonesia.
"Fenomena global yaitu merebaknya virus corona di China tentu memengaruhi neraca perdagangan Indonesia karena China merupakan salah satu mitra dagang utama kita dengan valuasi mencapai US$72,8 miliar pada 2019 seperti yang dicatatkan oleh Kementerian Perdagangan," ungkapnya.
Baca Juga: Corona Belum Reda, 3 Jenis Bisnis Ini Dijamin Raup Cuan Besar
Walaupun demikian, neraca perdagangan kita dengan China masih mengalami defisit sebesar US$16,9 miliar di 2019. Angka ini turun dari periode serupa pada 2018 sebesar US$18,4 miliar yang juga merupakan defisit terbesar Indonesia dengan China sejak 2008. Kalau Indonesia tidak mengambil langkah strategis menyikapi keadaan seperti ini, tidak menutup kemungkinan neraca dagang kita dengan China terdampak untuk ke depannya.
"Wacana penghentian sementara impor dari China dan adanya larangan bepergian ke beberapa kota di China serta larangan masuk Indonesia untuk warga negara China juga harus dipikirkan baik-baik dampaknya. Pemerintah juga penting memikirkan hubungan jangka panjang supaya bisa mengeluarkan kebijakan yang relatif aman dan menguntungkan kedua belah pihak," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: