Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pukulan Keras Corona untuk Dunia, China dan Banyak Negara Akui Kewalahan

Pukulan Keras Corona untuk Dunia, China dan Banyak Negara Akui Kewalahan Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha

Hanya saja, karena negara itu telah memerangi enam wabah penyakit besar lainnya dan juga menghadapi sanksi internasional, mereka kekurangan dana sekitar 2 juta dolar AS dari dana yang dibutuhkan.

Direktur WHO untuk Strategi Keadaan Darurat Kesehatan Scott Pendergast mengatakan, perkiraan biaya untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan masyarakat menanggapi virus dapat mencapai 675 juta dolar AS pada Februari-April. Dana itu tidak termasuk penelitian atau dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan dan langkah-langkah lain.

Baca Juga: Peneliti China Ungkap Pasien Virus Corona Bisa Tanpa Gejala Lebih dari 24 Hari

"Ini adalah perkiraan biaya respons yang harus ditambah dengan perencanaan dari bawah ke atas di tingkat negara bersama dengan para mitra," kata Pendergast.

Pendergast menyatakan, semua negara berisiko dan perlu bersiap untuk virus corona. WHO akan memprioritaskan negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah dan kesenjangan yang signifikan dalam kapasitas kesiapsiagaan untuk dukungan teknis dan operasional.

Di Thailand, yang telah mengonfirmasi 32 kasus virus, pejabat kesehatan mengunjungi kontak orang-orang yang diketahui terinfeksi satu per satu untuk mengikuti potensi penyebaran virus. Kasus-kasus baru terus muncul di tujuan liburan tropis dan pusat pariwisata medis.

"Sistem Thailand kami adalah salah satu yang terbaik di dunia," kata wakil direktur jenderal Departemen Pengendalian Penyakit Departemen Kesehatan Thanarak Plipat. Namun, Plipat mengakui, tidak ada negara yang siap menghadapi pandemi global.

WHO pun telah bergerak dengan mengirim masker, sarung tangan, dan respirator serta hampir 18.000 pakaian isolasi ke 24 negara yang membutuhkan dukungan. Untuk mempercepat diagnosis, 250.000 test kit dikirim ke lebih dari 70 laboratorium.

Kebutuhan itu paling banyak diberikan ke negara di Afrika. Sebagian besar negara-negara di wilayah itu, tidak memiliki kapasitas untuk melakukan tes semacam itu. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak lebih banyak kerja sama antara sektor kesehatan publik dan swasta dalam mengembangkan tes, perawatan, dan vaksin.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: