Ingatkan Pelaku Bom di Surabaya-Medan Anak-Anak, Pengamat: Jangan atas Dasar Kemanusiaan Saja
Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo meminta pemerintah berhati-hati jika ingin memulangkan anak-anak WNI yang terindikasi pernah terlibat jaringan ISIS.
"Yang menjadi masalah krusial adalah anak-anak, atas dasar kemanusiaan. Tetapi juga harus hati-hati," katanya, di Jakarta, Selasa, menanggapi keputusan pemerintah tolak pulangkan WNI eks ISIS.
Baca Juga: Imparsial Minta Pemerintah Pulang WNI Eks ISIS
Menurut dia, anak-anak usia 11 tahun banyak yang terlibat dalam gerakan teror karena mereka sudah dipersenjatai dan didoktrin secara ideologis. Karyono mengingatkan untuk tidak hanya melihat dari faktor mereka sebagai anak-anak, tetapi mempertimbangkan keterlibatan anak-anak dalam aksi teror, baik di dalam dan luar negeri.
"Jangan hanya melihat dari faktor, oh ini anak-anak. Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang terlibat di dalam aksi teror itu, di dalam negeri maupun di luar negeri," tegasnya.
Ia mencontohkan kasus terorisme yang terjadi di Surabaya pada Mei 2018 lalu yang melibatkan anak-anak dalam aksi pengeboman tiga gereja di Kota Pahlawan.
"Kemudian, di Medan melibatkan anak juga, kemudian ada anak Indonesia berusia 11 tahun yang bergabung dengan ISIS dan meninggal tahun 2017 lalu," katanya.
Bocah 11 tahun asal Indonesia yang dimaksud bernama Hatf Saiful Rasul yang dilaporkan meninggalkan bangku sekolah dan terbang ke Suriah untuk menjadi anggota ISIS hingga akhirnya tewas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: