Virus corona diklaim belum memberikan dampak signifikan pada sektor tambang Indonesia, terutama komoditas batu bara. Diketahui, virus tersebut dalam sebulan terakhir cukup mengkhawatirkan keadaan global.
Hal tersebut dipastikan Pemerintah melalui Direktur Jenderal Minyak dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot Ariyono. Meskipun China menjadi pusat penyebaran virus corona yang juga merupakan tujuan ekspor terbesar Indonesia, seluruh aktivitas investasi maupun operasional komoditas batu bara masih berjalan normal.
Baca Juga: Tok! DMO Batu Bara Dipatok 25%
Apalagi, ekspor selama ini masih dijadikan sebagai kebutuhan energi pembangkit, bukan barang industri. Kurang lebih 30% dari total produksi batu bara Indonesia diekspor ke China.
"Corona kalau dari sisi batu bara mungkin belum (berdampak), ini kan baru sebentar. Mungkin kalau kami lihat alasannya sebagai energi bukan komoditas untuk industri," jelas Bambang dalam keterangan yang diperoleh, Rabu (12/2/2020).
Dirinya kembali melanjutkan, bila penyebaran virus corona berlangsung dalam waktu lama, tak menutup kemungkinan memberikan sentimen negatif pada kelangsungan komoditas batu bara.
"Kalau sudah enam bulan baru kelihatan. Saya gak tau selesai kapan (virusnya). Kita lihat nanti," tegasnya.
Sejauh ini, Pemerintah Indonesia belum menerima laporan khusus atas terganggunya kegiatan perdagangan Indonesia-China di sektor mineral dan batu bara akibat penyebaran virus corona.
"Perusahaan belum ada yang datang ke kami untuk mengurangi produksi atau ekspor ke China," tutup Bambang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: