Miliarder asal Amerika Serikat dan salah satu kandidat calon presiden AS 2020 Michael Bloomberg disebut telah memenuhi syarat untuk ikut debat presiden dari partai Demokrat. Hal tersebut akan menjadi yang pertama kali baginya untuk bertemu dengan saingan yang sejauh ini ia hindari.
"Bloomberg berharap untuk bergabung dengan kandidat Demokrat lainnya di atas panggung dan menjelaskan mengapa ia kandidat terbaik untuk mengalahkan Donald Trump dan menyatukan negara," kata manajer kampanye Bloomberg, Kevin Sheekey seperti dilansir AP, Rabu (19/2).
Baca Juga: Kandidat Capres Partai Demokrat Michael Bloomberg Jadi Sasaran Tembak Rivalnya
Dalam kampanyenya itu, Bloomberg menyatakan pihaknya melihat antusiasme dukungan yang sangat besar. Bahkan, ia menyebut kualifikasi debat Rabu ini akan menjadi tanda dan rencananya untuk mengalahkan Donald Trump.
Dalam prosesnya, diketahui Komite Nasional Demokrat baru-baru ini mengubah aturan tentang bagaimana seorang kandidat dapat memenuhi syarat untuk debat. Sontak hal tersebut menjadi perbincangan dan tak disukai oleh banyak pihak. Selain dari Boomberg yang diuntungkan.
Berdasarkan kemungkinan, Bloomberg akan menghadapi banyak tantangan dalam debat mendatang. Meskipun rekannya dari Partai Demokrat semakin intens untuk menyerang Bloomberg dalam beberapa hari terakhir, nyatanya ia nyaris tak berseberangan dengan rekan-rekannya di Demokrat.
Diinformasikan juga, dia memutuskan untuk melewati empat negara bagian pada pemungutan suara pertama. Dari mulai Iowa, New Hampshire, Nevada, dan Carolina Selatan. Hal tersebut nyatanya untuk memusatkan perhatian pada 14 negara bagian lainnya yang akan memberikan suara pada 3 Maret mendatang.
Hingga kini, jajak pendapat yang dirilis pada Selasa (18/2) menunjukkan Sanders memimpin dalam kontes utama Demokrat dengan dukungan 31 persen secara nasional. Setelahnya, ada Bloomberg dengan perolehan 19 persen, Biden 15 persen, Warren 12 persen, Klobuchar 9 persen, dan Buttigieg 8 persen. Steyer 2 persen dan Rep. Tulsi Gabbard kurang dari 1 persen, sedangkan 5 persen lainnya masih disebut ragu-ragu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: