Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Sah Libya Tunda Ikut Ambil Bagian dalam Negosiasi Damai PBB

Pemerintah Sah Libya Tunda Ikut Ambil Bagian dalam Negosiasi Damai PBB Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Tripoli -

Pemerintah Libya yang diakui internasioanl, Government of National Accord (GNA) mengatakan, pihaknya menangguhkan keikutsertaannya dalam negosiasi damai yang diselenggarakan PBB di Jenewa.

Hal ini diungkapkan beberapa jam setelah serangan terbaru oleh pasukan komandan militer Khalifa Haftar di pelabuhan ibu kota, Tripoli.

Baca Juga: Terkait Libya, Turki Harus Berpegang Teguh pada Perjanjian Berlin

Dalam sebuah pernyataan Selasa (18/2/2020) malam waktu setempat, dewan presiden dari GNA mengatakan, akan menanggapi tegas serangan tersebut pada waktu yang tepat.

Sebelumnya perwakilan GNA dan Libyan National Army (LNA) Haftar telah memulai perundingan tak langsung.

Perundingan itu bertujuan untuk menciptakan gencatan senjata yang abadi di sana.

Rekaman foto yang diunggah secara daring menunjukkan asap hitam tebal membumbung tinggi dari pelabuhan, pintu gerbang utama untuk pengiriman makanan, bahan bakar, gandum, dan impor lainnya.

Perusahaan minyak negara, National Oil Corporation (NOC) mengatakan, pihaknya segera mengevakuasi semua kapal tanker bahan bakar dari fasilitas itu pascaserangan rudal menghantam.

"Serangan hari ini di pelabuhan Tripoli menyebabkan bencana kemanusiaan dan lingkungan," ujar Ketua NOC Musafa Sanalla.

"Kota ini tidak memiliki fasilitas penyimpanan bahan bakar operasional sehingga konsekuensinya akan segera; rumah sakit, sekolah, pembangkit listrik dan layanan vital lainnya akan terganggu," katanya sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Serangan baru ini terjadi ketika lima perwakilan militer dari GNA dan lima lainnya dari LNA berkumpul di Jenewa.

Pertemuan ini lebih dari seminggu setelah kedua belah pihak mengakhiri negosiasi putaran pertama tanpa mencapai kesepakatan yang akan membantu mengakhiri pertempuran di Tripoli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: