Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo menyoroti keberadaan investor atau pemodal kelas kakap yang kerap ikut 'nimbrung' dalam kontestasi pemilihan ketua umum partai politik.
Meski tak menyinggung nama dan organisasi, politikus yang akrab disapa Bamsoet itu bilang fenomena ini bukan hal yang baru untuk politik Indonesia.
"Mereka kerap masuk dengan cara membantu kandidat calon ketua umum yang berlaga dalam munas, muktamar atau kongres parpol yang terbuka," kata Bamsoet dalam keterangannya belum lama ini.
Baca Juga: PA 212 Tuntut Ahok Dipecat dari Pertamina, Komentar Bang Sandi Adem Bin Sejuk
Baca Juga: Bos Besar BUMN Tolak Mentah-mentah Tuntutan Massa Aksi 212
Usai Pilpres 2019 sampai dengan tahun ini, beberapa parpol punya agenda pemilihan ketua umum termasuk Bamsoet belum lama ini yang maju sebagai kandidat di Partai Golkar. Bamsoet mengatakan, masuknya pemodal besar sebetulnya sah-sah saja.
Namun, ia mengingatkan agar setiap parpol maupun elitenya perlu menyadari bantuan dipastikan tidak punya agenda.
"Setiap partai politik dan para elite-nya harus memiliki pemahaman ideologi Pancasila yang jelas agar parpol tak terkontaminasi dengan kepentingan asing maupun kepentingan pemilik modal," kata dia.
Menurut dia, sistem demokrasi Indonesia yang berbiaya tinggi merupakan peringatan bagi semua pihak. Mungkin, kata dia, saat ini belum terlihat kepentingan modal asing secara terang-benderang mengintervensi partai politik.
Tapi, melihat faktor- faktor sebelumnya, yakni politik uang terjadi mulai dari tingkat pemilihan kepala desa sampai tingkat lebih tinggi, kewaspadaan itu harusnya jadi perhatian.
"Saya juga yakin para pemimpin parpol, para elite parpol dan politisi di Indonesia saat ini masih mampu berpikir jernih dengan landasan Pancasila dan UUD 1945 untuk tidak menggadaikan kedaulatan NKRI hanya demi syahwat politik sesaat," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti