Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat Kematian Pertama Akibat Corona, Donald Trump Langsung Pasang Badan!

Catat Kematian Pertama Akibat Corona, Donald Trump Langsung Pasang Badan! Kredit Foto: Reuters/Leah Millis
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi kematian pertama akibat infeksi virus corona Covid-19. Korban adalah seorang pria berusia 50 tahun dengan masalah kesehatan di negara bagian Washington. 

Para pejabat kesehatan mengatakan kematian itu terjadi di negara bagian King di negara bagian Washington yang meliputi Seattle, sebuah kota dengan lebih dari 700.000 orang.

Baca Juga: Jackie Chan Dikarantina Gara-Gara Virus Corona?

"Pasien, yang sakit kronis sebelum tertular Covid-19, meninggal di Rumah Sakit EvergreenHealth di Kirkland, dekat Seattle, dan para pejabat tidak mengetahui bagaimana dia terkena virus," terang kepala unit penyakit menular Departemen Kesehatan Washington, Jeffrey Duchin, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (1/3/2020).

Terkait hal ini, Presiden Donald Trump mendesak warga Amerika untuk tidak panik terhadap virus Corona.

"Kami telah mengambil tindakan paling agresif untuk menghadapi virus corona," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

"Negara kita siap untuk keadaan apa pun. Tidak ada alasan untuk panik sama sekali," imbuhnya.

Baca Juga: Anak, Cucu, Besan Jokowi Ikut Kontestasi Politik: Jadi Beban Presiden, Banyak Mudaratnya!

Trump mengatakan jumlah kasus yang terdeteksi oleh sistem kesehatan masyarakat AS sekarang mencapai 22. Dikombinasikan dengan pasien yang dipulangkan dari luar negeri, jumlah keseluruhan yang terinfeksi virus Corona di wilayah AS sekarang sekitar 70.

"Kami akan melihat lebih banyak kasus," kata Menteri Kesehatan AS, Alex Azar.

"Tetapi penting untuk diingat, bagi sebagian besar orang yang terkena virus Corona baru, mereka akan mengalami gejala ringan hingga sedang," jelasnya.

"Perawatan untuk mereka adalah tetap berada di rumah dan mengobati gejalanya seperti halnya flu," tambahnya.

Kematian pertama akibat virus Corona di AS meningkatkan kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan negara bagian dan federal. Sebagian besar kasus virus Corona di AS terjadi pada pelancong yang dipulangkan dari China, tempat virus itu berasal.

Baca Juga: Virus Corona Paksa Arab Saudi Stop Umrah, Sampai Kapan Nih?

Tetapi pejabat kesehatan masyarakat juga telah mengidentifikasi kasus-kasus virus Corona di California, Washington dan Oregon yang tidak memiliki hubungan langsung dengan sumber virus di China. Ini menandakan titik balik dalam strategi yang diperlukan untuk mengatasi penyakit ini di AS.

Otoritas Kesehatan AS mengatakan itu berarti penyakit pernafasan yang telah menginfeksi hampir 80.000 orang dan membunuh lebih dari 2.800 orang di China bukan lagi fenomena impor tetapi telah merebak di AS.

"Kami masih menilai risiko umum untuk publik Amerika rendah dan itu termasuk penghuni fasilitas perawatan jangka panjang," kata kepala divisi Imunisasi dan Penyakit Pernafasan di Centers for Disease Control (CDC) Nancy Messonier.

Messonnier mengatakan badan itu akan mengirim tim untuk mendukung penyelidikan di California dan Washington tentang bagaimana pasien tertular virus dan membantu melacak siapa lagi yang mungkin terpapar.

Baca Juga: Panas Lagi, China Sebut Tembakan Laser Karena Ulah Pesawat AS

Virus Corona Covid-19 telah menyerang 61 negara di seluruh dunia, mendorong Organisasi Kesehatan Dunia untuk meningkatkan penilaian risikonya ke level tertinggi.

Di seluruh dunia, lebih dari 2.900 orang telah terbunuh dan hampir 86.000 orang terinfeksi sejak pertama kali terdeteksi di pusat kota Wuhan di China akhir tahun lalu.

Korea Selatan (Korsel), yang memiliki jumlah kasus infeksi terbanyak di luar China, melaporkan lonjakan terbesar dalam kasus baru pada hari Sabtu dengan 813 pasien lebih dikonfirmasi, sehingga totalnya menjadi 3.150.

Italia, hotspot wabah virus Corona di Eropa, juga melaporkan lompatan dalam kasus infeksi baru pada hari Sabtu, dengan jumlah infeksi melebihi 1.000 dan jumlah kematian melonjak delapan menjadi 29.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: