Ada hobi atau kebiasaan yang mulai hilang semasa menjadi CEO di DANA?
Di DANA kami mengadopsi work in life integration. Jadi semua orang di sini percaya dengan apa yang kami sedang lakukan, yang berdampak luas pada masyarakat. Karena kalau sudah menjadi digital economy, rata-rata suatu negara peningkatan akselerasi ekonominya bisa dua kali sampai tiga kali lipat. Itu yang kami semua percaya di DANA. Bahwa kami bisa memberikan dampak yang lebih luas.
Tapi tentu kami tetap ada waktu untuk keluarga. Tidak merasa ada yang dikorbankan. Artinya, kalau saya tidak melakukan ini sebagai sebuah pekerjaan, saya melakukan ini seperti menjalani hidup normal.
Bagaimana komposisi karyawan di DANA sendiri? Apakah lebih banyak milenial dibandingkan Gen Z atau Y?
Rata-rata umur kami di DANA sekarang ini 27 sampai 28. Rata-rata. Kami banyak sekali milenial, bahkan centennial. 70% DANAM8s (karyawan DANA) di bawah 30 tahun dan 55% di antaranya Gen Z.
Sulitkah mengoordinasikan tenaga kerja milenial karena mereka cenderung YOLO?
Kenapa kami lumayan menarik untuk milenial? Di DANA mates turnover (rencana pindah kerja) sangat rendah karena misi kami, mereka bisa terima dan apresiasi. Ketika kami bilang milenial itu YOLO (you only live once), di DANA semuanya merasa seperti itu. Kenapa? Karena kami melakukan sesuatu yang hanya dilakukan sekali seumur hidup. Sekarang di Indonesia ini waktu yang tepat, belum pernah terjadi sebelumnya. Maka, kalau kamu berprinsip YOLO, perfect, bergabunglah bersama kami.
Biasanya apa yang menjadi demand milenial supaya nyaman bekerja di kantor?
Kami membuat kantor ini bukan supaya terlihat milenial, nyaman atau apa. Kami buat kantor seperti ini karena kami punya visi. Visi kami menunjukan bagaimana bagusnya budaya Indonesia. Maka kalau dilihat, kantor kami memperlihatkan elemen Indonesia, seperti hutan, pulau, sawah, pasar. Ada Toraja, Borobudur, Dayak, Joglo. Jadi, kami menujukan cakupan budayanya.
Berdasarkan itu, kami juga ingin menunjukan bahwa dengan tradisi dan budaya Indonesia, tetap bisa menjadi lingkungan yang modern. Karena kami perusahaan teknologi. Jadi kami kombinasikan itu semua, hasilnya seperti ini.
Karena itu, kami bisa dibilang unik, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia karena kami mengombinasikan budaya di Indonesia dengan kecanggihan teknologi. Semua karyawan lebih termotivasi untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Itu semua dari budaya perusahaan kami.
Rata-rata (karyawan) sih happy ya. Saya rasa yang terpenting adalah karyawan merasa ini tempat yang bagus dan merasa bangga bahwa tempat ini merepresentasikan Indonesia.
Kalau dari segi konsumen, proporsi milenial berapa persen?
Kita berbicara secara demografis, banyaknya milenial. Karena cara kami branding, pendekatan, aplikasi, itu milenial sekali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti