Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Bursa Global di Awal 2020, IHSG Lumayan Apes

Nasib Bursa Global di Awal 2020, IHSG Lumayan Apes Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pergerakan bursa global pada periode Januari hingga awal Maret 2020 menunjukkan tren negatif, tak terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut antara lain perang dagang antara China dengan Amerika Serikat pada akhir tahun 2019 hingga awal Januari 2020, merebaknya epidemi Covid-19 pada akhir Januari 2020, dan juga mulai efektifnya Inggris Raya keluar dari Uni Eropa pada 1 Februari 2020.

Baca Juga: Bursa Stop Transaksi Short Selling, Apa Itu?

Pada periode 2 Januari 2020 hingga 3 Maret 2020, indeks bursa yang paling besar mengalami tekanan adalah FTSE 100 dari London Stock Exchange yang mencapai 12,49 persen. Koreksi yang berkelanjutan dialami FTSE 100 akibat dari perang dagang, epidemi Covid-19, dan juga faktor Brexit.

IHSG menjadi salah satu bursa yang tertekan sangat besar sejak awal tahun. IHSG mulai bergerak di bawah level 6.000 sejak 31 Januari 2020 dan mencapai titik terendah ketika pemerintah Indonesia mengumumkan munculnya virus Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Pada hari tersebut, IHSG mencapai titik terendah di level 5.361 atau terendah sejak Januari 2017.

Indeks Nikkei menjadi bursa selanjutnya yang tertekan cukup dalam pada dua bulan pertama di tahun 2020 ini. Pelemahan indeks Nikkei mencapai 9,15 persen dibandingkan di awal Januari 2020. Sempat mengalami peningkatan hingga level 24.083 atau sebesar 3,17 persen dibandingkan awal tahun, Indeks Nikkei akhirnya melorot tajam akibat virus Covid-19 hingga mencapai 21.082 pada penutupan 3 Maret 2020.

Indeks Hang Seng, KLCI Malaysia, Dow Jones, dan juga KOSPI mengalami koreksi pada rentang tujuh persen. Bursa-bursa tersebut mulai terkoreksi cukup dalam ketika Covid-19 mulai menyebar ke berbagai negara di dunia. Bursa Strait Times Singapura mengalami penurunan hingga 6,30 persen pada periode Januari hingga awal Maret 2020.

Dua indeks dari bursa saham Amerika Serikat, yakni S&P 500 dan Nasdaq juga mengalami koreksi masing-masing 5,15 persen dan 1,54 persen. Sedangkan untuk Indeks Shanghai meskipun sempat terkoreksi tajam 7,72 persen pada perdagangan hari pertama sejak libur Tahun Baru China, secara umum sudah mampu bangkit dan hanya mengalami penurunan sebesar 3,02 persen dibandingkan pada 2 Januari 2020.

IHSG menjadi salah satu bursa yang sangat sensitif akibat isu-isu yang terjadi secara global, terutama disebabkan sentimen negatif dan aksi profit taking akibat perkembangan epidemi Covid-19 yang semakin meluas.

Kondisi ini juga berbanding lurus dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Sempat berada di level 13.605 rupiah per USD pada akhir Januari 2020, kini berada level 14.281 rupiah per USD.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: