Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hindari Provokasi, AS-China Kompak Desak Korut Kembali ke dalam Perundingan

Hindari Provokasi, AS-China Kompak Desak Korut Kembali ke dalam Perundingan UE melemparkan kecaman keras atas peluncuran rudal balistik terbaru yang dilakukan oleh Korut, dengan menyebut peluncuran itu sebagai tindakan provokatif. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Seoul -

Keputusan Korea Utara (Korut) untuk meluncurkan beberapa proyektil ke laut pada Senin (9/3/2020) memancing reaksi Amerika Serikat (AS) dan China. Dua negara itu mendesak Korut untuk kembali ke meja perundingan untuk mengakhiri program nuklir dan misil Korut.

"Kami terus menyerukan Korea Utara untuk menghindari provokasi, mematuhi kewajiban berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan AS, dan kembali ke negosiasi berkelanjutan dan substantif untuk melakukan bagiannya untuk mencapai denuklirisasi lengkap," kata Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/3/2020).

Baca Juga: Tiga Misil Ditembakkan Korut yang Diduga Sebagai Bagian Uji Coba Senjata

Sementara seorang pejabat AS yang berbicara dengan kondisi anonim mengatakan, setidaknya empat proyektil telah terdeteksi diluncurkan Korut awal pekan ini. Salah satu pejabat mengatakan, menurut informasi awal yang dapat berubah, ada lima proyektil, tiga rudal jarak pendek yang dikenal sebagai KN-25 dan dua lainnya adalah KN-09.

Senada dengan AS, Kementerian Luar Negeri China menyerukan semua pihak untuk menggunakan dialog dan menunjukkan fleksibilitas. China menyatakan situasi saat ini sangat "kompleks dan sensitif".

"Kami juga mendesak para pihak untuk melakukan upaya positif untuk menenangkan situasi agar perundingan berlanjut dan untuk mewujudkan denuklirisasi dan perdamaian abadi di wilayah ini dan semenanjung," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang.

Sebelumnya sempat muncul harapan soal denuklirisasi Korut usai pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada Juni 2018 silam. Namun, tidak ada kemajuan signifikan yang telah dicapai, meskipun telah ada dua pertemuan lagi antara Jong-un dan Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: