Meski demikian, Sultan mengaku tidak tahu persis daftar naskah-naskah kuno yang saat ini ada di pihak Kerajaan Belanda.
"Kita enggak tahu persis ya, kami enggak punya data itu," kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini.
Ia juga tidak membicarakan hal ini secara khusus saat menerima kunjungan Raja dan Ratu Belanda itu.
"Tidak bicara sampai di situ," kata dia.
Secara terpisah, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono memandang upaya digitalisasi naskah kuno Indonesia yang ada di Belanda menjadi pilihan yang lebih aman dan bijak.
Pengembalian naskah berusia tua dengan fisik yang sudah rapuh, menurutnya, justru memiliki risiko rusak. Di sisi lain, Indonesia juga harus menyediakan tempat yang representatif dan aman untuk menyimpan naskah itu.
"Kita mesti berpikir ya naskah itu dari umur sudah lama. Kemudian secara fisik itu pasti sudah tidak kuat kalau dikesanakan atau dikesinikan," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat