Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Tragis Miliarder Teknologi Pertama Inggris Saat Kekayaannya Runtuh dalam Semalam

Kisah Tragis Miliarder Teknologi Pertama Inggris Saat Kekayaannya Runtuh dalam Semalam Kredit Foto: Twitter/RockleyPhotonic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mungkin rasanya seperti dunia runtuh ketika harus kehilangan lebih dari lebih dari 1,4 miliar Euro atau Rp26,18 triliun (USD 1,81 miliar) dalam semalam.

Itulah situasi yang harus dihadapi oleh Andrew Rickman pada akhir tahun 2000 ketika gelembung dotcom meledak secara spektakuler yang membuat saham di perusahaannya Bookham Technology anjlok.

"Itu seperti musim dingin nuklir," katanya dikutip dari BBC di Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Baca Juga: Berkat Bisnis Sirkus, Pria Ini Jadi Miliarder Sampai Punya Pulau Pribadi di Polinesia, Prancis

Andrew mendirikan Bookham pada tahun 1988 di dapur rumahnya di Wiltshire, ketika ia berusia 28 tahun. Ia tumbuh menjadi salah satu penyedia komponen optik terkemuka di dunia untuk industri telekomunikasi dan komputer.

Sederhananya, teknologinya memungkinkan data untuk ditransfer dengan sangat cepat menggunakan laser dan serat kaca.

Hingga pada akhir 1990-an penjualannya meningkat karena semakin banyak rumah dan bisnis yang terhubung ke internet dan jaringan telepon seluler saat itu juga sedang diluncurkan.

Masa-masa indahnya yakni setelah Bookham melayang di London Stock Exchange (LSE) pada bulan April 2000. Dan dalam waktu dua bulan, ia telah bergabung dengan indeks FTSE 100 sehingga masuk ke daftar 100 perusahaan di bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Lonjakan harga saham Bookham membuat Andrew yang memiliki saham terbesar dalam bisnis tersebut menjadi miliarder teknologi pertama di Inggris. Hal ini membuat koran-koran tabloid Inggris hiruk-pikuk hingga membuat menjadi selebriti.

Para jurnalis dengan gembira menuliskan bahwa Andrew lebih kaya dari gabungan Ratu Elizabeth II dan Sir Paul McCartney. Mengingat masa-masa itu, Andrew mengaku malu dengan semua liputan tersebut.

Pada puncak harga saham Bookham pada musim panas 2000 di mana valuasi Andrew bernilai lebih dari 1,5 miliar Euro saat itu. Hingga kemudian gelembung dotcom meleda, dan sebelum akhir tahun harga saham Bookham beserta kekayaan Andrew runtuh.

"Saya tidak terlalu memikirkan semua liputan pers," kata Andrew yang sekarang berusia 59 tahun. "Uang itu bukan masalah, karena hanya di atas kertas. Menjadi miliarder miliarder pertama bukanlah kenyataan bagi saya."

Andrew mengaku hal yang tersulit adalah ketika harus menghadapi perubahan besar. 

"Hal yang sulit dihadapi, sebagai manusia, adalah perubahan besar-besaran keadaan untuk perusahaan dan teknologi kita. Itu adalah hal yang sulit secara emosional untuk ditangani karena berbagai alasan."

Masalah besar bagi Bookham adalah peralatan optiknya mahal. Dan setelah gelembung dotcom pecah, pelanggannya yang merupakan perusahaan yang sedang membangun semua jaringan baru, beralih menggunakan teknologi yang lebih murah dan lebih sederhana.

Meski demikian Andrew saat itu masih memiliki sekitar 50 juta Euro di rekening banknya sehingga ia dapat perlahan membangun kembali Bookham. Andrew pun akhirnya meninggalkan bisnis tersebut pada tahun 2004 untuk memulai karir baru sebagai investor teknologi. Kemudian pada tahun 2013 ia memulai bisnis terbarunya, Rockley Photonics.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: