Dia menyebutkan, pada 2017, total sumur pengembangan PEP mencapai 58 sumur, naik lagi pada 2018 menjadi 92 sumur dan pada 2019 menjadi 106 sumur. Sementara itu, sumur Work Over tercatat 194 pada 2017, 175 pada 2018, dan 215 pada 2019. Dengan begitu banyak program, produksi PEP akan meningkat atau paling tidak bisa mempertahankan produksi untuk sumur-sumur mature. Belum lagi, program EOR yang sudah sudah mulai digulirkan pada 2019 untuk Field Tanjung (Asset 5) di Kalimantan Selatan merupakan salah satu keberanian PEP dalam mengembangkan advances technology.
Komaidi menambahkan, tahun ini menjadi tantangan bagi semua perusahaan migas. Tren harga minyak yang rendah seperti saat ini secara langsung akan menurunkan pendapatan dan laba perusahaan. Peningkatan produksi dan efisiensi dalam sisi biaya saya kira upaya yang perlu dilakukan agar kinerja keuangan PEP tidak turun terlalu dalam.
"Kondisi lapangan yang sudah mature saya kira membuat tantangan PEP menjadi semakin kompleks. Dalam menjalankan bisnis tidak hanya bicara mengenai produksi dapat ditingkatkan atau tidak. Dalam hal ini pertanyaan mendasarnya justru peningkatan produksi tersebut masih ekonomis atau tidak. Jika produksi dapat ditingkatkan tetapi dengan biaya yang jauh lebih besar dari harga minyak itu sendiri tentu keputusan peningkatan produksi tidak akan dilakukan," tuturnya.
Menurut Mamit, untuk menjaga produksi migas, manajemen PEP perlu effort yang luar biasa. Dengan kondisi lapangan yang terus decline secara alami, PEP harus lebih massif lagi dalam bergerak. Drillling campaign baik itu untuk sumur pengembangan dan explorasi harus tetap di galakan. Kegiatan WOWS harus terus dilakukan mengingat WOWS ini biayanya lebih murah dibandingkan pengeboran.
“Kegiatan penggunaan advance technology harus bisa dilakukan. Selain itu juga,PEP harus bisa melakuan penghematan dalam biaya operasi mereka sehingga bisa mengurangi cost per barrelnya,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: