Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Cerita di Balik Alunan Musik Rabab Saluang di Jam Gadang

Mengulik Cerita di Balik Alunan Musik Rabab Saluang di Jam Gadang Kredit Foto: Lestari Ningsih

Mewarisi Bakat Sang Ayah

Dalam perbincangan malam itu, Sabtu (14/03/2020), ia bercerita bahwa profesi sebagai penggiat seni Rabab Saluang sudah ditekuninya sejak usia dini. Kala itu, ia turut pentas bersama sang ayah yang juga berprofesi sebagai pemain Rabab Saluang.

Pria paruh baya itu mengatakan, ia telah menjalani profesinya sebagai penggiat seni Rabab Saluang sejak usia dini. Kala itu, ia turut pentas bersama sang ayah yang juga berprofesi sebagai pemain Rabab Saluang. Setelah sang ayah meninggal, ia lantas mewarisi bakat dan melanjutkan profesi sang ayah hingga saat ini.

Sebagai pewaris satu-satunya dalam keluarga, ia mengaku bahwa sempat ada rasa benci saat melihat sang ayah melakoni profesi sebagai pemain Rabab Saluang. Dengan usia yang masih sangat belia, ia merasa bahwa sang ayah tak seharusnya melakoni profesi itu dan mendapat perlakuan yang buruk dari para pengunjung.

Perlu diketahui, dalam pertunjukkan ini, para pengunjung bisa memberian apresiasi dalam bentuk uang yang dilemparkan ke arah pemain, hal inilah yang membuatnya merasa sakit hati melihat sang ayah dilempari uang seperti halnya pengemis.

Baca Juga: Waskita Selesaikan Tahap Pertama Pembangunan Bandara Internasional Minangkabau

"Kala itu Bapak saya main, Bapak saya dilempar sama uang itu (ke tikar tempat ia pentas). Saya paling benci tengok Bapak main kayak saya sekarang, saya paling gak suka. Sekarang, tempat menaruh uangnya sudah ditentuin (dalam kotak atau keranjang kecil)," ujarnya.

Lambat laun waktu berjalan, rasa benci itu berubah menjadi cinta seiring dengan pemahaman yang diberikan sang ayah. Kini, pria kelahiran Pariaman, Sumatra Barat itu mengaku sangat mencintai profesinya itu. Bukan hanya sebagai sumber penghasilan sehari-hari, melalui profesi itu pula ia dapat menjunjung tinggi kebudayaan Minangkabau di tengah perkembangan zaman.

"Inilah kesenian Minang. Kau belum paham, cepat atau lambat kau akan paham. Ini adalah kesenian internasional," sambungnya lagi. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: