Pemerintahan Kim Jong-un Bilang Korut Nihil Kasus Corona, AS Cium Bau Kebohongan
Ada sedikit kemungkinan virus melompati perbatasan yang sangat termiliterisasi dengan Korea Selatan atau masuk melalui jalur tertutup dengan China. Ada pedagang pasar gelap yang beroperasi di kawasan itu selama bertahun-tahun yang berpotensi membawa virus ke Korut.
Jenderal Robert Abrams, komandan Pasukan Amerika Serikat-Korea Selatan (USFK), meyakini petunjuk lain bahwa Korut memiliki korban COVID-19 adalah kurangnya aktivitas militer dalam beberapa pekan terakhir.
Abrams mengatakan kepada wartawan pada Jumat pekan lalu bahwa Amerika Serikat "cukup yakin" Pyongyang telah merasakan kehancuran yang terkait dengan virus corona baru.
"Ini adalah negara tertutup, jadi kami tidak bisa mengatakan dengan tegas bahwa mereka memiliki kasus, tetapi kami cukup yakin mereka memilikinya," kata Abrams.
"Yang saya tahu adalah bahwa angkatan bersenjata mereka secara fundamental di-lockdown selama sekitar 30 hari dan hanya baru-baru ini mereka memulai latihan rutin lagi. Sebagai contoh, mereka tidak menerbangkan pesawat terbang selama 24 hari," paparnya.
Selain itu, ada lusinan klaim anekdotal dari Korea Utara yang ditutup-tutupi. Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang mengawasi hubungan antar-Korea, mengatakan pada akhir Februari lalu bahwa Pyongyang telah melaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia bahwa mereka telah menguji 141 kasus yang diduga sebagai virus corona tetapi semuanya negatif.
Namun, media Korea Selatan, yang mengandalkan sumber anonim, telah melaporkan kasus virus corona di Korea Utara, dan beberapa di antaranya fatal.
Sekitar waktu yang sama, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan bahwa Amerika Serikat sangat prihatin dengan kerentanan orang Korea Utara terhadap wabah virus corona.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto