OPEC-IEA: Negara Berkembang Bisa Kehilangan Pendapatan dari Migas Akibat Corona!
Di sesi sebelumnya, harga minyak turun 10 persen karena virus corona terus menyebar di seluruh dunia dan perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia. Minyak mentah berjangka telah lebih dari setengahnya sejak harganya naik ke titik tertinggi di bulan Januari.
Raksasa minyak milik Pemerintah Arab Saudi, Aramco, menyatakan kemungkinan akan melanjutkan peningkatan produksi minyak yang direncanakan dari April hingga Mei. Perusahaan ini dilaporkan ‘sangat nyaman’ dengan harga minyak US$30 per barel.
Baca Juga: Arab Saudi Pimpin Pertemuan G20 Via Virtual untuk Bahas Pandemi Corona
Rusia yang menolak menandatangani usulan pengurangan produksi dari OPEC mengklaim mampu menahan harga minyak yang lebih rendah selama satu dekade.
Namun, Barkindo dan Birol tidak membahas Rusia secara khusus dalam pernyataan bersama mereka. Keduanya menggarisbawahi pentingnya stabilitas pasar karena dampak volatilitas ekstrem dirasakan produsen.
Mereka sepakat untuk tetap memperhatikan masalah ini dan melanjutkan konsultasi rutin mengenai perkembangan pasar minyak.
IEA sebelumnya telah memperingatkan sekutu lamanya, Arab Saudi, bahwa pemimpin OPEC itu bisa menjadi yang paling parah terpukul oleh anjloknya harga minyak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Lestari Ningsih