Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Curhat Sedih Anak Prof UI yang Gugur Rawat Pasien Corona, 'Jangan Bandel!'

Curhat Sedih Anak Prof UI yang Gugur Rawat Pasien Corona, 'Jangan Bandel!' Perawat mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) baju hazmat (Hazardous Material) membawa pasien dalam pengawasan COVID-19 (Corona Virus Desease) menuju kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). Pasien yang diinisial X (44) asal Pacitan itu dirujuk dari RSD Pacitan ke RSUD dr. Iskak Tulungagung dengan status Pasien Dalam Pengawasan Corona (COVID-19) karena mengalami gejala klinis batuk-pilek disertai demam tinggi dengan riwayat barusan pulang dari Hong Kong dan sempat transit di Singapura, dua negara terpapar Corona, pada 2 Maret 2020. | Kredit Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Putri mendiang Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Bambang Sutrisna, Leonita Triwachyuni, cuhat mengenai pentingnya tetap tinggal di rumah selama berlangsungnya pandemi global COVID-19.

Baca Juga: Cegah Corona, Polisi Bakal Gelar Sidak Kerumunan Massa

Dalam akun Instagramnya @nonznonz, Leonita atau Noni menjelaskan ayahnya tertular COVID-19 dari pasien yang ditanganinya. Pasien tersebut merupakan suspek COVID-19 dengan hasil rontgen paru-paru yang sudah putih. Pasien tersebut kemudian pulang paksa dari rumah sakit karena berbagai alasan.

Dampaknya, ayahnya demam dan sesak nafas, kemudian dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan namun tidak tertolong dan kemudian meninggal dunia.

"Saya tulis ini cuma mau minta tolong, please untuk yang punya pilihan jangan bandel #dirumahaja dan yang udah di rumah sakit jangan bandel sampai pulang paksa," tulisnya.

Dia juga menuliskan yang paling menyedihkan dari pasien COVID-19 karena harus diisolasi dan keluarga tidak bisa melihat kondisi pasien. Ia juga tidak bisa melihat saat ayahnya meninggal dunia, tidak ada foto pemakaman dan tidak bisa memilih untuk dimakamkan dimana.

Ia sendiri berprofesi sebagai dokter, selama dua minggu terakhir tidak pulang karena khawatir menularkan virus pada orang tuanya yang berusia di atas 60 tahun.

"Saya tidak punya pilihan untuk #dirumahaja, karena saya masih jaga (di rumah sakit) ," tulisnya lagi.

Dia berharap apa yang dialaminya dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk patuh pada anjuran pemerintah, dengan tetap berdiam diri di rumah agar bisa memutus mata rantai penyebaran virus saluran infeksi pernafasan tersebut di Tanah Air.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: