Para pakar kesehatan menyatakan, Indonesia menghadapi lonjakan kasus penyebaran virus corona atau Covid-19, lantaran lambannya respons pemerintah dan terkesan menutupi terkait skala wabah di negeri berpenduduk sekitar 260 juta, yang merupakan terpadat keempat di dunia tersebut. Hingga Selasa (24/3/2020), Indonesia tercatat memiliki 686 kasus pasien positif corona.
Tetapi data ini dianggap mengecilkan skala infeksi karena rendahnya jumlah tes di lapangan, dan tingkat kematian yang tinggi. Indonesia telah melaporkan 55 kematian, tertinggi di Asia Tenggara. (Data terbaru pada Rabu menunjukkan, jumlah pasien corona mencapai 790 kasus dengan tingkat kematian 58 orang).
Dilansir dari Reuters, sebuah studi terkait Pusat Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular yang berbasis di London, Inggris, yang dirilis pada Senin, memperkirakan hanya dua persen dari jumlah keseluruhan kasus infeksi corona di Indonesia yang telah dilaporkan.
Baca Juga: 80 Persen Pasien Corona Tanpa Keluhan, Jubir Sedikit Ngegas: Di Rumah Saja, Jangan Jadi Beban RS
Hal itu berarti angka sebenarnya pasien dapat mencapai 34.200 orang, atau lebih banyak dari Iran. Pemodelan lain memproyeksikan, dalam skenario terburuk, jumlah kasus bisa meningkat hingga menyerang 5 juta orang terinfeksi di Jakarta pada akhir April mendatang.
"Kita telah kehilangan kendali, ini telah menyebar di mana-mana," kata ekonomi kesehatan masyarakat Ascobat Gani. "Mungkin kita akan mengikuti Wuhan atau Italia. Saya pikir kita berada dalam kisaran itu."
Sistem kesehatan Indonesia sangat buruk dibandingkan dengan negara lain, yang terkena dampak virus corona. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia hanya memiliki 321.544 tempat tidur rumah sakit. Angka itu berarti sekitar 12 tempat tidur per 10 ribu orang. Bandingkan dengan Korea Selatan (Korsel) yang memiliki 115 per 10 ribu orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: