Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Tengah Ancaman Corona dan DBD, Enesis Group Genjot Penjualan

Di Tengah Ancaman Corona dan DBD, Enesis Group Genjot Penjualan Petugas Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) di Desa Ujong Kalak, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Jumat (3/11). Pengasapan dilakukan untuk mencegah wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). | Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah ketakutan masyarakat akan virus corona (Covid-19), Demam Berdarah Dengue (DBD) ikut mengancam. Memanfaatkan momentum dua kasus tersebut, Enesis Group, produsen Antis Hand Sanitizer dan Soffell menggenjot penjualan.  

Untuk diketahui, per 15 Maret 2020, jumlah kasus DBD tercatat sebanyak 25.693 orang dan telah merenggut 164 jiwa. Jumlah ini mengalahkan kasus virus corona yang per 23 Maret memiliki 579 kasus dengan 49 orang meninggal.

DBD memiliki kasus di Indonesia setiap tahunnya, menurut catatan Kementerian Kesehatan, terdapat 110.921 DBD di Indonesia pada 2019. Angka ini meningkat dari 2018 dengan jumlah kasus sebanyak 65.602 kasus.

Baca Juga: Saat se-Indonesia Fokus Corona, DBD Bunuh 170 Nyawa

Covid-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan akibat terinfeksi virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus corona baru muncul pada akhir 2019 di Wuhan, China. Sementara DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

DBD merupakan penyakit endemik di Indonesia yang berbasis lingkungan, di mana penyakit ini ditularkan nyamuk yang banyak muncul saat musim hujan. Perubahan iklim seperti hujan yang diselingi panas hingga beberapa hari membuat nyamuk Aedes Aegypti leluasa berkembang biak.

Di salah satu provinsi di Indonesia, Nusa Tenggara Timur, DBD telah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dikarenakan kekurangan lotion antinyamuk sebagai perlindungan diri.

DBD telah menjadi perhatian pemerintah dari tahun ke tahun karena dampak penyakit ini selalu muncul saat musim hujan tiba. Pemerintah menganjurkan cara efektif dalam memberantas penyakit ini hanya dengan menjaga kebersihan lingkungan melalui gerakan 3M Plus dan memberikan perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk yang kini sudah hidup di luar rumah atau di luar ruangan.

Di tengah ketakutan akan virus corona, masyarakat memborong produk hand sanitizer, salah satunya Antis produk dari Enesis Group. Produk yang lainnya, Soffell lotion penolak nyamuk pun diprediksi perusahaan bakal ikut terdongkrak.

Louis Sumantadiredja, Product Manager Soffell, mengatakan, Enesis Group terus berinovasi menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, masyarakat Indonesia lebih menyukai sesuatu yang alami, karena itu produk-produk Enesis Group, baik Antis maupun Soffell mengandung ekstrak tanaman.

"Soffel Alamia yang mengandung bahan alami, yaitu menggunakan ekstrak daun Cymbopogon atau serai sehingga lebih nyaman untuk dipakai di kulit," jelas Louis.

Baca Juga: Corona di Indonesia: Jangankan Lockdown, Diam di Rumah Saja Sulit!

Soffell lotion penolak nyamuk sendiri dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari gigitan nyamuk dengan ektivitas perlindungan mencapai 8 jam dengan dua perlindungan, yaitu mencegah nyamuk dengan aroma dan melindungi tubuh dari gigitan nyamuk dengan rasa yang tidak disukai nyamuk. Tidak hanya di Indonesia, lotion antinyamuk juga laris di Asia dan Timur Tengah.

Selain Antis dan Soffell, perusahaan yang berdiri tahun 1988 ini memproduksi beberapa produk lain, household & personal care (non-food), seperti Soffell, Kispray, Antis, dan ForceMagic. Sementara PT Sari Enesis Indah memproduksi ready to drink dan suplemen makanan (food), seperti Adem Sari, Adem Sari Ching Ku, Vegeta, Proman, dan Coolant.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: