- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Asing 'Cinta Mati' ke BCA, BRI, dan Mandiri: Ratusan Miliar Rupiah Dana Segar Tumpah Ruah!
Tak soal mengenai ambruknya bursa saham regional, investor asing nampak enjoy berburu saham-saham jempolan di pasar modal domestik. Walhasil, ratusan miliar rupiah dana segar membanjiri bursa. Sampai dengan awal sesi II, bursa mencatat suntikan modal asing yang masuk telah menembus angka Rp435,02 miliar.
Baca Juga: Berkat BCA, BRI, dan Mandiri, Pasar Modal Bagai Ketiban Durian Runtuh!
Baca Juga: Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Kau Dustakan: IHSG Satu-Satunya Korban Selamat dari Kebakaran Bursa Asia
Bukan main, lebih dari separuh dari dana tersebut tumpah ruah ke saham bank swasta terbesar Tanah Air, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Begitu cintanya dengan saham BCA, investor asing rela menggelontorkan dana segar senilai Rp276,3 miliar. Perlu diingat, daya tarik saham BCA begitu besar bagi pelaku pasar, mengingat predikatnya sebagai bank dengan kapitalisasi terbesar saat ini yang mencapai Rp649,04 triliun.
Baca Juga: Rupiah is Back! Berani Unjuk Gigi, Rupiah Serang Dolar AS Habis-Habisan dan Jadi Penguasa Dunia!
Dengan memanfaatkan momen diskon saham sedalam -17,99% dalam sebulan terakhir, asing berbondong-bondong mengoleksi saham bluechip ini di saat harganya sedang murah. Tingginya minat investor untuk memborong, saham BCA pun siang ini terapresiasi tinggi sebesar 17,11% ke level Rp26.350 per saham.
Tak mau jauh dari saham BCA, hingga siang ini saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pun ikut menjadi bintang di pasar modal. Dengan akumulasi beli senilai Rp189,6 miliar, saham BRI terdongkrak naik hingga 16,39% ke level Rp2.840 per saham. Begitu pun dengan saham bank BUMN lainnya, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga ramai dikoleksi asing dengan capaian net buy sebesar Rp153 miliar dan sahamnya pun terapresiasi sebesar 15,03% ke level Rp4.450 per saham.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih