Minyak sawit merupakan solusi atas pemenuhan bahan bakar nabati (BBN) global dalam bentuk biodiesel. Suka atau tidak suka, Uni Eropa harus siap menerima sawit sebagai salah satu sumber energi terbarukan di masa depan.
Data menunjukkan bahwa pertumbuhan biodiesel sawit di Uni Eropa mencapai 143 persen, yang mana angka ini sangat jauh lebih tinggi dibandingkan rapeseed yang hanya 11 persen selama 2011–2016.
Baca Juga: Jangan Cuma Jadi Negara Titipan, CPO Indonesia Harus Punya Power!
Meskipun Uni Eropa menyatakan akan menghapuskan penggunaan minyak sawit sebagai energi terbarukan, namun hingga 2019 lalu Uni Eropa masih menjadi importir minyak sawit terbesar kedua Indonesia.
Data Gapki mencatat, total ekspor minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa baik dalam bentuk oleochemical, crude, refined, dan biodiesel pada 2019 yakni sebanyak 5,74 juta ton.
Terakhir, Daniel berharap, "Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar dunia harus mampu menjadi pemain dalam konteks penentuan harga. Bursa sawit harus orang-orang Indonesia yang memegang kendali."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti