Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan penelitian dan pengembangan vaksin corona di Indonesia setidaknya memerlukan waktu minimal satu tahun.
"Bagaimana obat dan vaksin? Ini jangka menengah panjang. Untuk vaksin, misalkan kira-kira dibutuhkan paling tidak satu tahun minimal," katanya, saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin.
Kecuali, kata dia, barangkali ada vaksin yg sdh dikembangkan di luar negeri yang kemudian bisa diproduksi di Indonesia. Selain vaksin, Tim Konsorsium COVID-19 juga sedang fokus mengembangkan suplemen untuk menjaga imunitas tubuh yang dibuat dari berbagai bahan baku di Indonesia.
Baca Juga: Ini Dia Nama-nama Dokter yang Meninggal karena Corona
Kemudian, kata dia, tim mengembangkan pula pengkajian obat COVID-19, salah satunya pil kina yang memiliki kesamaan dengan Chloroquine, obat malaria.
"Mudah-mudahan dengan pengujian ini ada sesuatu barangkali berkontribusi pada pengobatan COVID-19," katanya.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 per Senin, 6 April 2020 pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 2.491 kasus, dengan rincian pasien sembuh sebanyak 192 orang, sementara 209 meninggal dunia.
Sejauh ini, catatan pemerintah menunjukkan DKI Jakarta masih jadi provinsi dengan jumlah pasien positif COVID-19 terbanyak, yaitu 1.232 jiwa per 6 April.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: